AT&T Akan Jual Bisnis Non Inti 10 Miliar Dolar AS

Perusahaan telekomunikasi AS, AT&T menyiapkan tiga rencana strategis yang salah satunya adalah menjual bisnis non inti senilai 10 miliar dolar AS
Logo AT&T di kantor pusat Texas, Amerika Serikat. (Foto: Yahoo.com)

Jakarta - AT&T Inc, perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat (AS) akan menjual bisnis non inti senilai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 140,3 triliun tahun depan. Penjualan aset tersebut merupakan bagian dari tiga  rencana strategis perusahaan. Dua rencana strategis lainnya yaitu penambahan dua direksi baru dan pelunasan utang pembelian Time Warner karena tekanan dari investor Elliott Management.

Elliott yang memiliki saham AT&T senilai 3,2 miliar dolar AS itu pada September lalu, menekan perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat (AS) untuk memangkas biaya, melakukan perubahan manajemen, dan mengurangi ekspansi usaha. Saat ini menurut Reuters, pihak AT&T dengan Elliot Management masih melakukan proses negosiasi. Perusahaan berharp Randall Stephenson tetap menjadi Chief Executive Officer (CEO) hingga tahun 2020.

AT&T berharap bisa  meraup dana hingga 14 miliar dolar AS dari penjualan aset

Dalam surat kepada para pemegang saham yang mendukung langkah strategis perusahaan, Elliot mengatakan AT&T akan mengevaluasi semua calon CEO potensial dan memisahkan peran ketua dan CEO. "Kami memuji AT&T untuk langkah positif yang diumumkan hari ini (Senin, 28 Oktober 2019), yang akan menciptakan nilai pemegang saham yang substansial dan bertahan lama di salah satu perusahaan terbesar Amerika," kata Elliot dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan dari newyorkpost.com, Selasa, 29 Oktober 2019.

Sebuah sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan Elliot mendukung anggota dewan direksi AT&T yang diperkirakan akan mencalonkan tahun ini. Untuk mengurangi tekanan utang yang telah mencapai 153,5 miliar pada triwulan ketiga 2019, AT&T telah melakukan penjualan dan baru-baru ini menjual asetnya di Puerto Rico ke Liberty Latin America senilai 1,95 miliar dolar AS.

Perusahaan mengharapkan bisa meraup dana hingga 14 miliar dolar AS dari penjualan aset dan inisiatif lainnya pada akhir tahun ini. Utang bersih juga diharapkan turun menjadi 12,7 miliar dolar AS tahun ini. Total pendapatan perusahaan pada triwulan ketiga 2019 turun dari 45,74 miliar dolar AS menjadi 44,59 miliar dolar AS. Sebelumnya kalangan analis memperkirakan pendapatan AT&T akan turun menjadi 45 miliar dolar AS.

Pada triwulan ketiga ini, AT&T menambah 101.000 pelanggan telepon baru. Raihan ini diatas ekspektasi Wall Street yang menyebutkan AT&T diperkirakan akan mendapat 61 ribu pelanggan baru.

(Dimas Wijanarko)

Berita terkait
Pebisnis Optimistis Perang Dagang AS-China Mendingin
Perundingan yang dilakukan para negosiator utama China-AS diyakini oleh kalangan pebisnis bisa mendinginkan ketegangan perang dagang
Empat Bisnis Cenderung Rentan Terhadap Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi disebabkan merosotnya PDB dan ekonomi rill selama satu tahun atau lebih yang membuat beberapa sektor bisnis ini mengalami penurunan.
Perusahaan ICT Korea Mencari Mitra Bisnis di Indonesia
Gwangju dan Jeonnam Software Convergence Cluster akan melaksanakan 2019 ICT Trade Mission in Indonesia, 14-15 Oktober di JW Marriot Hotel, Jakarta.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu