Jakarta - Objek wisata tidak hanya dilihat dari panoramanya. Bagi yang berkecimpung, traveler juga menikmati atraksi kuliner lokal di lokasi mereka menghabiskan waktu untuk berlibur.
Konsultan ahli kuliner, Vita Datau, mengatakan pengeluaran terbesar wisatawan ketika berada di tempat wisata mudah ditebak, yaitu belanja makan, minuman, dan oleh-oleh. Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal. Namun, kata dia, jangan lupakan atraksi kuliner.
Ia menuturkan, yang menarik dari sisi kuliner di salah satu desa wisata dapat dijadikan sebagai atraksi kuliner. Beberapa tempat wisata di Indonesia telah melakukannya dan dapat ditiru.
"Sebagai contoh, terdapat sebuah desa di Manggarai Barat yang memproduksi gula sendiri. Ini merupakan potensi yang sangat baik untuk mengembangkan atraksi kuliner. Wisatawan bisa terjun langsung dalam proses pembuatan gula tersebut. Sehingga, bisa menciptakan daya tarik wisata kuliner baru," kata Vita, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jumat, 23 Oktober 2020.
Vita Datau menambahkan, jangan lupakan juga trend yang berkembang saat ini. Di dalam dunia kuliner, kata dia, yang sedang hits makanan harus bernutrisi dan sehat, Dari situ bisa disandingkan dengan mengangkat produk lokal seperti ikan, sayur, dan produk kuliner khas lainnya.
Wisatawan bisa terjun langsung dalam proses pembuatan gula tersebut. Sehingga, bisa menciptakan daya tarik wisata kuliner baru.
Ia mengatakan, untuk mengetahui apa yang sedang hits dan bisa dikolaborasikan dengan budaya lokasl maka perlu riset, dan perlunya peningkatan terhadap kualitas produk lokal.
Mencermati identifikasi pengembangan kuliner sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisata, potensi fesyen lokal juga dapat disorot. Konsultan ahli fesyen, Aprina Murwanti mengatakan, kain tenun bisa menjadi pilihan semisal di wilayah wisata Manggarai Barat.
Namun, ia mengerti dengan tantangannya, yaitu pengembangan kain tenun dan belum terbentuknya ekosistem busana fesyen tenun.
"Untuk mendukung pengembangan produk fesyen tersebut diperlukan kolaborasi dengan desainer dalam mengelola busana secara berkelanjutan. Karena, para penenun belum terbuka sama sekali dengan dunia fesyen. Selain itu, perlu pengembangan ragam hias dan tekstur tenun, serta memberikan kesempatan kepada penenun untuk melakukan showcase," ujarnya.
Ia menyebut, dengan pengembangan produk-produk kreatif lokal unggulan, dapat memberikan kontribusi pada pariwisata yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di suatu wilayah wisata.