Atasi Bau Helm dengan Spray Kulit Nangka Karya Mahasiswa UNY

Mahasiswa UNY menciptakan spray berbahan kulit nangka untuk mengatasi bau helm.
Spray berbahan kulit nangka karya mahasiswa UNY untuk mengatasi bau helm. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Kulit kepala adalah bagian tubuh yang dapat mengeluarkan keringat. Dampaknya helm bau dan menjadi tempat tumbuh bakteri dan jamur. Perubahan cuaca dengan peningkatan suhu tidak menentu memicu pengeluaran keringat dengan frekuensi dan jumlah berlebihan.

Pengeluaran keringat dalam jumlah banyak meningkatkan mekanisme penguapan keringat sehingga berdampak pada peningkatan kelembaban. Bau dan bercak kusam pada helm dapat mengganggu konsentrasi saat berkendara dan rasa percaya diri. Pada helm yang bau dan kusam banyak terdapat bakteri Staphylococcus aereus, Staphylococcus epidermidis, dan jamur Aspergillus fumigatus.

Baca Juga:

Saat ini banyak produsen menawarkan produk mengatasi helm bau dan kusam berbentuk spray dan gas. Namun produk tersebut memiliki kelemahan yakni harga tergolong mahal dan penggunaan yang tidak efisien. Produk tersebut juga tidak tahan lama dalam mengatasi bau helm.

Untuk itu, mahasiswa UNY membuat produk spray anti bau helm dan kusam yang memanfaatkan kulit buah nangka dan bakteri Bacillus subtilis sebagai bahan baku utama. Mereka adalah Aditia Pramudia Sunandar dan Rahmanisa Laila Fitri prodi Pendidikan Biologi, Asmi Aris prodi Pendidikan Kimia, Muhammad Abdurrahman Mukhlis prodi Akuntansi serta Putri Matsya Sabilla prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2020. Produk ini dinamai Artocarpus Automotive Spray atau Artoray.

Mahasiswa UNYMahasiswa UNY menciptakan spray berbahan kulit nangka untuk mengatasi bau helm. (Foto: Istimewa)

Aditia mengatakan, kulit nangka menjadi salah satu sumber selulosa bagi bakteri Bacillus subtilis agar dapat tumbuh dan berkembang. Kulit nangka mengandung sejumlah besar sellulosa, pektin, protein dan pati.

Limbah kulit nangka banyak tersedia dan belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga dengan adanya Artoray dapat mengurangi limbahnya. “Kulit nangka mengandung selulosa yang bisa dibuat suatu produk biospray dipadukan dengan bakteri Bacillus subtilis,” kata Aditia dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Jumat, 11 Desember 2020.

Rahmanisa mengungkapkan, penggunaan antibakteri dan antijamur alami saat ini sedang digencarkan karena efektif dan tidak menggunakan biaya banyak, salah satunya bakteri probiotik. “Bakteri probiotik dapat menghasilkan senyawa antibakteri dan antijamur melawan organisme penyebab timbulnya bau pada helm," katanya.

Dia mengatakan, bacillus subtilis merupakan salah satu bakteri probiotik komersial yang sering digunakan sebagai agen antibakteri. Bakteri ini dapat mencerna selulosa untuk dijadikan sumber energi dalam pertumbuhannya.

Asmi Aris menambahkan, untuk membuat spray ini bahan utama yang digunakan adalah kulit buah nangka yang diekstrak. Caranya kulit nangka dikeringkan dengan dijemur selama tiga hari, lalu direndam dengan etanol 98 persen dalam wadah tertutup aluminium foil selama tiga hari kemudian disaring.

Baca Juga:

Didapatkan filtrat satu dan ampas satu. Ampas satu diberi etanol 98 persen lalu ditutup dalam aluminium foil selama dua hari. Lalu dikeringkan dan dicampur dengan filtrat satu. Campuran lalu dievaporasi pada suhu 600 C dengan vacuum evaporator dan diuapkan dengan waterbath.

Didapatkan ekstrak kulit nangka. Pembuatan Artoray diawali dengan melarutkan 10 persen ekstrak kulit nangka pada air yang dipanaskan bersuhu 500 C. Tambahkan etanol, mentol, essential oil, Na-metabisulfit dan diaduk secara kontinyu. Tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit lalu kemas dalam botol dan ditutup plastik. Produk siap dipasarkan. []

Berita terkait
Briket dari Tongkol Jagung dan Daun Jati Karya Mahasiswa UNY
Briket, bahan bakar ramah lingkungan layak digunakan terlebih bahan bakar fosil kian menipis. Berikut cara membuat briket karya mahasiswa UNY.
Usaha Kebun Organik Mahasiswa UMMY Solok Dibantu Kemendikbud
Program usaha berkebun organik yang digagas mahasiswa UMMY Solok mendapat bantuan dari Kemendikbud RI.
Dubes RI untuk Swedia: Mahasiswa Pahlawan Masa Depan
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Swedia menggelar diskusi hari Pahlawan. Duta besar mengingatkan pentingnya lapor diri untuk keselamatan WNI.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.