Artis Dangdut Yogyakarta Luncurkan Single saat Butik Sepi

Ratih Puspita, seorang penyanyi dangdut personel band Hasoe Angels yang popular di Yogyakarta meluncurkan single kedua berjudul Ora Iso Garing.
Pedangdut Ratih Puspita sedang berpose untuk difoto awak media saat perkenalan single keduanya berjudul Ra Iso Garing, Selasa, 27 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta – Hari itu, Selasa, 27 Oktober 2020, cuaca di Yogyakarta tidak secerah biasanya. Mendung membuat suasana terasa syahdu. Hujan yang turun sejak pagi menambah dingin suasana sore itu.

Seorang perempuan berkaus merah dengan rok hitam sedikit di atas lutut mampu sedikit menghangatkan suasana. Wajah ovalnya yang dihiasi senyuman membuatnya terlihat lebih manis. Penampilannya semakin sempurna dengan rambut sebahu berwarna kecokelatan yang diurai.

Perempuan itu adalah Ratih Puspita, seorang penyanyi dangdut berusia 32 tahun. Ratih adalah salah satu personel Hasoe Angels, band beraliran dangdut yang cukup popular bagi clubber di Yogyakarta dan sekitarnya. Hasoe Angels juga dikenal memiliki biduan yang cantik dan seksi yang sering tampil dengan kostum tematik.

Ratih merupakan penyanyi yang cukup senior di kalangan Hasoe Angels. Dia bergabung dengan grup besutan Hadi Soesanto itu sejak 2013 hingga saat ini.

Dari beberapa penyanyi yang menjadi personel Hasoe Angels ini, Ratih merupakan penyanyi yang sudah meluncurkan single. Single terbaru penyanyi asal Banjarnegara tersebut berjudul “Ra Iso Garing”, seperti yang tertulis pada kaus yang dikenakannya hari itu.

“Ra Iso Garing ini singel kedua saya,” kata Ratih pada awak media saat perkenalan singel tersebut di Yogyakarta, Selasa, 27 Oktober 2020.

Meniti Karier Lewan Kontestasi

Berbeda dengan kebanyakan pedangdut yang memulai debut dari panggung ke panggung, pemilik nama lengkap Ratih Puspitaningsih ini lebih memilih jalur kontes untuk meniti jalan karirnya.

Berbagai ajang pencarian bakat baik level daerah maupun ibukota diikutinya dan dari situlah satu-persatu gelar dibuktikan.

Cerita Pedangdut Yogyakarta (2)Foto-foto pedangdut anggota Hasoe Angels, Ratih Puspita yang diambil dari tangkapan layar akun instragramnya. (Foto: Tagar/Instagram Ratih Puspita)

Kompetisi seperti Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 5 tahun 2008 hingga Dangdut Mania Dadakan tahun 2009 pernah diikutinya. Dari kedua kontes itu setidaknya nama Ratih Puspita mampu bertengger dalam jajaran 20 besar. Padahal pesertanya adalah pedangdut dari Sabang sampai Merauke.

Mengikuti kejuaraan seperti itu merupakan pembuktian kita yang sebenarnya. Vokal kita benar-benar dinilai dan bukan hanya sebatas goyangan atau penampilan seksi semata.

Hijrah dari kota asalnya Banjarnegara Jawa Tengah ke Yogyakarta sembilan tahun silam, hanya satu diinginkan pedangdut ini yakni ingin mengadu nasib di dunia hiburan Yogyakarta guna bisa menembus hingar bingar panggung dangdut ibukota nantinya.

Aura bintang memang sudah terpancar dalam diri anak kedua dari enam bersaudara ini. Tanpa harus bersusah payah mencari job dari panggung satu ke panggung lainnya, tawaran pentas dangdut selalu menghampiri perempuan yang hobi traveling ini.

Vokal Ratih Puspita hanya bisa terdengar di hotel maupun kafe atau event besar lainnya. Dia mengaku hanya mengambil job semacam itu untuk menjaga profesionalitasnya.

“Sengaja Ratih tidak mengambil yang seperti itu (pentas dari panggung ke panggung) dan hanya mengambil yang (event) besar saja. Ratih berusaha profesional dalam dangdut ini dan menganggapnya bukan sekedar hiburan semata, namun ada sisi kualitas yang ingin Ratih tunjukkan," ujar perempuan berambut sebahu ini.

“Alhamdulilah perlahan sudah tercapai, terbukti dengan singel kedua ini,” imbuh dia.

Single kedua yang berjudul “Ra Iso Garing”, kata Ratih, merupakan arrasemen ulang dari lagu pop berjudul ‘Keringlah’ yang diciptakan oleh pencipta musik pop dari Jakarta bernama Firman. Lagu ini bercerita tentang seorang wanita yang selalu dikhianati pasangannya berkali-kali. Seringnya dikhianati membuat si wanita pergi meninggalkan kekasihnya.

Sebelum menelurkan single “Ra Iso Garing” Ratih pernah meluncurkan single berjudul “Gethuk”, tepatnya pada 2019 lalu. Saat itu Ratih masih berada di bawah naungan label JD Record Jakarta. Lagu “Gethuk” yang dinyanyikannya waktu itu merupakan ciptaan seniman campursari, Manthous.

Kata Ratih, pembuatan single pertama relatif lebih mudah dibandingkan single keduanya. Sebab, pada single pertama, dia hanya mengarasemen lagu dari genre campursari menjadi pop campursari. Sementara di single keduanya ini, selain mengubah genre dari pop ke pop dangdut Jawa, Ratih juga harus mengganti lirik asli dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa.

“Ya masing-masing punya ceritanya sendiri saat mengaransemen. Di single kedua ini, meski lebih berat tapi Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan dalam waktu dua minggu,” kata dia menceritakan.

Dia menambahkan, saat ini single keduanya sudah dapat dinikmati di channel YouTube Big Record Asia, label musik yang menaunginya saat ini.

“Selain itu, single ini juga sudah dinikmati di beberapa aplikasi musik seperti Spotify dan lain sebagainya,” kata dia menambahkan.

Ratih berharap single “Ra Iso Garing” ini dapat diterima masyarakat. Sebab, single tersebut, kata Ratih, merupakan bentuk lain baginya untuk mengeluarkan ekspresi dalam bernyanyi.

Single-single yang sudah saya keluarkan ini lebih pada sebuah kenangan bagi saya nantinya. Sebab, prinsip saya tidak hanya sekedar menyanyi, atau meng-cover lagu milik penyanyi lain, tapi paling tidak kita bisa menghasilkan karya sendiri,” jelasnya.

Mendirikan Butik

Keberhasilannya menjadi penyanyi tidak membuat Ratih enggan untuk mencoba bisnis atau usaha baru. Sejak enam tahun lalu dia mendirikan butik pakaian dengan brand HanKayla Collection.

Cerita Pedangdut JogjaPemimpin Hasoe Angels, Hadi Soesanto bersama tiga anggota band musik nyentrik itu. (Foto: Tagar/Instagram)

Butik miliknya menjadi langganan beberapa artis dangdut lain, baik lokal maupun pedangdut ibukota. 

Sayangnya bisnis butik ini sempat mandek terkena badai pandemi Covid-19. Praktis dia banting stir dengan membuat bakso urat yang juga dipasarkan secara daring atau online.

“Ketika bisnis butik mandek, saya sempat glundang-glundung di rumah. Order manggung juga sepi, sementara bisnis butik juga tidak ada yang memesan baju-baju saya. Lha kok, iseng-iseng buat bakso urat, malah laris, sampai sekarang,” ucapnya lagi.

Sementara, frontline Hasoe Angels, Hadi Soesanto mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi anak buahnya yang mengeluarkan single ini.

“Tidak masalah, toh nama Hasoe Angels juga akan makin terkenal. Menurut kami positiflah,” kata Hadi Soesanto.

Hasoe Angels sendiri dibentuk Hadi Soesanto di Kota Yogyakarta pada 2008 lalu. Namun baru tiga hingga empat tahun terakhir ini mulai mendapat banyak penggemar dari aksi-aksi panggungnya.

“Mulai tahun 2008, tapi mereka (para Angels) belum pakai kostum tematik masih baju biasa,” ujar dia.

Nama band nyentrik Hasoe Angels diambil dari nama ketua personelnya, yaitu Hadi Soesanto.

“Kita bikin konsep yang beda, apa pun lagunya tetap sama, lalu dibuat sesuatu yang lain pakai kostum beda. Alhamdulillah dapat respons dari masyarakat dan beberapa perusahaan,” tuturnya

Lebih lanjut Hadi mengaku sejak dahulu memang selalu menggunakan kostum yang aneh-aneh setiap pentas dan memainkan elektonnya. Namun sejak penyanyinya juga memakai kostum yang unik seperti dirinya, maka penampilan pentasnya semakin menarik penonton.

“Latar belakang saya orang seni rupa jadi tahu proporsi yang benar, dia (penyanyi) pakai kostum dulu kan kita menghibur orang,” ucap Hadi menambahkan. []

Baca juga:

Cara Mal Sleman Terapkan Protokol Kesehatan di Lift

Nama 10 Pasukan Keraton Yoygakarta dan Filosofinya

Berita terkait
Pengalaman Pertama Polwan Makassar Amankan Demonstrasi
Seorang polwan dari korps Brimob Polda Sulsel menceritakan pengalaman pertamanya mengamankan aksi unjuk rasa atau demonstrasi.
Sejarah Peperangan Kerajaan Cikal Bakal Banyuwangi
Sejarawan Banyuwangi menjelaskan cikal bakal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sejak zaman Kerajaan Blambangan, termasuk peperangan yang terjadi
Cerita Asap dan Omzet Tebal Pembuat Arang Tempurung di Aceh
Seorang pembuat arang dari tempurung kelapa di Aceh Tamiang memiliki omzet belasan hingga puluhan juta rupiah setiap 15 hari.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.