Arti Baju Hitam Petugas TPS Kajang Bulukumba

Petugas KPPS di TPS Kajang Bulukumba Sulawesi Selatan kompak memakai baju hitam. Ini artinya.
Petugas KPPS di TPS Desa Malleleng, Kecamatan Kajang, Bulukumba mengenakan pakaian serba hitam dalam perayaan pesta demokrasi pemilu 2019, Rabu 17 April 2019. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Bulukumba - Berbagai cara dilakukan oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menarik minat masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, 17 April 2019 kemarin. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menampilkan hal-hal unik.

Seperti dilakukan petugas KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06 Desa Malleleng, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, sengaja mengusung tema pakaian serba hitam dalam menyambut masyarakat yang datang untuk menyalurkan hak pilihnya.

Hal ini sesuai dengan kebiasaan masyarakat Suku Kajang memakai pakaian hitam. Untuk petugas KPPS yang laki-laki mereka menggunakan setelan jas tutup lengkap dengan sarung hitam khas dari Suku Kajang. Sementara itu petugas perempuan memakai baju pokko (baju lengan pendek) dilengkapi aksesori di tangan dan dilengkapi sarung hitam.

Kalau di Suku Kajang khususnya, pemakaian baju serba hitam-hitam itu sebagai salah satu pesan dan mengingatkan tentang arti kesederhanaan hidup.

Ketua KPPS, Abdul Hakim kepada Tagar News mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pemilu 17 April 2019 ini pihaknya menggunakan kostum serba hitam karena memang sudah menjadi ciri khas, dimana pakaian ini juga tidak dipakai setiap hari, hanya pada momen tertentu saja.

“Kalau di Suku Kajang khususnya, pemakaian baju serba hitam-hitam itu sebagai salah satu pesan dan mengingatkan tentang arti kesederhanaan hidup. Karena memang dari dulu Suku Kajang hidup dalam kesederhanaan,” kata Abdul Hakim, Rabu 17 April 2019.

Pemakaian baju serba hitam ini juga, lanjut Abdul Hakim adalah agar supaya para pemuda milenial saat ini tetap melestarikan kebiasaan-kebiasaan dari leluhur zaman dulu.

“Kita ingin memperlihatkan kepada anak-anak muda, bahwa peduli terhadap kelestarian adat dan budaya berdampak baik terhadap masa depan. Bahwa jangan sekali-sekali kita melupakan adat dan budaya, karena kalau itu terjadi, perlahan kita akan punah,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Malleleng, Abdul Razak mengatakan, pemakaian serba hitam ini sangat bagus, karena memperlihatkan identitas asli dari Suku Kajang.

“Saya kira ini sebagai salah satu langkah yang pas untuk memperlihatkan kepada banyak khalayak tentang pakaian asli dari leluhur kita di Suku Kajang. Apalagi jika dilihat oleh anak muda, bisa semakin menggugah hati mereka untuk memperkenalkan pakaian serba hitam Suku Kajang ke berbagai daerah,” jelasnya.

Selain petugas KPPS yang berpakaian serba hitam, yang unik dari TPS 06 ini adalah, tidak menggunakan tenda seperti yang lainnya, akan tetapi memanfaatkan kolong rumah milik masyarakat. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.