Jayapura - Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR) John Wempi Wetipo mengapresiasi rancangan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diinisiasi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Program ini telah memberikan ruang bagi pemuda Papua untuk berdaya dari sisi ekonomi dan pendidikan.
Program TJSL dimaksudkan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
“Saran saya kalau bisa ada inisiatif untuk meminta ke pemerintah Provinsi Papua agar mengadakan semacam pameran produk hasil pemuda-pemudi Papua sebagai ajang promosi pada perhelatan PON, bahkan kalau bisa menjadi official merchandise PON,” ujar John Wempi Wetipo pada kegiatan penyerahan bantuan di Jayapura, Jumat, 18 Juni 2021.
PLN menyerahkan bantuan untuk dua program, yaitu pemberdayaan difabel di Jayapura dan peningkatan usaha selai dan sambal pemuda Kampung Holima di Wamena.
Saya yakin pemuda Papua juga bisa bersaing di kancah nasional dan internasional.
Pada semester II 2021, PLN akan memberikan bantuan berupa pelatihan dan pendirian usaha kedai kopi portabel di Jayapura.
“Saya yakin pemuda Papua juga bisa bersaing di kancah nasional dan internasional. Untuk mencapai ini dibutuhkan dukungan dari banyak pihak termasuk PLN, salah satu caranya yaitu melalui program TJSL yang dapat membangun kemandirian para pemuda,” kata Jhon Wempi Wetipo.
Sepanjang tahun ini hingga semester I, PLN melalui Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua telah menyalurkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Papua senilai Rp 510 juta. Dana sebesar itu dialokasikan untuk pengembangan tujuh program pemberdayaan pemuda lokal di Papua.
General Manager PLN UIP Maluku Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan, mengatakan fokus PLN dalam perancangan program TJSL adalah pemberdayaan komunitas dan konservasi alam.
“Terkait dengan pemberdayaan pemuda Papua, sebelumnya sejak awal 2021 kami telah memberikan dukungan untuk pendirian Bank Sampah di Skouw, peternakan ayam petelur yang diinisiasi kaum perempuan di Keerom, pengolahan produk turunan pinang di Koya Tengah, pembuatan suvenir berupa topi khas Papua di Sentani, dan bantuan usaha bengkel las yang dikelola oleh kaum difabel Sorong,” ujar Reisal. []
Baca juga: Selesainya Pembangunan SUTT di Riau, PLN Hemat Rp 121,73 M