Apresiasi TNI Tracing Covid-19, DPR: Pendekatan Harus Santun

Anggota DPR, Sukamta mengapresiasi langkah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengerahkan 27.866 Babinsa untuk tracing Covid-19.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengecek kesiapan prajurit saat Apel Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer COVID-19 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021. TNI dalam rangka tindak lanjut penanganan penyebaran COVID-19 melibatkan prajurit dari Babinsa (500 personel), Babinpotmar (30 personel), Babinpotdirga (30 personel), Puskesad (15 personel vaksinator dan lima unit ambulance), Puskesal dan Pukesau masing-masing sebanyak lima personel vaksinator dan lima unit ambulance. (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha)

Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengapresiasi langkah Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengerahkan 27.866 Badan Pembina Desa (Babinsa) dalam melakukan tracing penyebaran Covid-19 di Jawa dan Bali.

Sukamta mengatakan, prajurit TNI harus diberikan bekal perlengkapan yang cukup agar tidak tertular virus corona.

Itu semua tadi harus dipikirkan dan disiapkan. Ini lagi pandemi, jadi semuanya harus dilakukan secara hati-hati dan terukur, karena anggaran juga terbatas

"Kami menyambut baik pelibatan prajurit TNI ini, tetapi perlu dilakukan dengan hati-hati dan bekal perlengkapan yang cukup supaya para prajurit tidak tertular, karena nyawa 1 sangat berharga," kata Sukamta, Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021.

Dia mengakui bahwa TNI bisa diperbantukan dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Namun, dalam hal ini diharapkan tetap mengedepankan aspek kemanusiaan dan demokratis.

"Pendekatan ke masyarakat harus tetap dengan santun, persuasif dan edukatif. Jangan sampai nanti pada level tertentu, pendekatan yang ditempuh represif yang justru bisa menimbulkan masalah baru, alih-alih menyelesaikan masalah di tengah pandemi," ujarnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan agar pemerintah memiliki konsep tracing tersebut.

Menurutnya, pemerintah harus mampu memprediksi angka berapa orang terkena target tracing. Jika tracing dihitung hingga 72 jam ke belakang sejak seorang pasien dinyatakan positif, maka sudah bisa diperkirakan berapa banyak yang kontak erat dengan sosok yang di-tracing.

"Dari angka ini prosedur apa yang harus dilakukan jika ternyata dari hasil tracing, warga yang terdeteksi positif menjadi meroket. Misalnya, apakah sudah disiapkan tempat untuk isolasi pasien secara cukup?" tuturnya.

"Itu semua tadi harus dipikirkan dan disiapkan. Ini lagi pandemi, jadi semuanya harus dilakukan secara hati-hati dan terukur, karena anggaran juga terbatas. Jangan sampai program ini tidak berjalan efektif sebagaimana mestinya," ucap Sukamta menambahkan.[]

Berita terkait
Luhut Koordinasikan Targeted Testing dan Tracing Covid-19
Kemenko Maves mengadakan Rapat Koordinasi Targeted Testing dan Tracing Covid-19 untuk menangani melonjaknya kasus penderita Covid-19.
DPR Minta Pertamina Selesaikan Pembangunan Kilang BBM
Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto minta PT Pertamina (Persero) segera menyelesaikan pembangunan kilang bahan bakar minyak (BBM).
PPKM Mikro, Upaya Spesifik Menekan Laju Pandemi Covid-19
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, PKM Mikro itu sebenarnya pembatasan bukan pelarangan.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.