Jakarta - Pakar keamanan siber Pratama Persadha yakin polisi dapat mengungkap identitas pemilik akun Twitter @digeeembok setelah dilaporkan Pramugari Garuda Indonesia, Siwi Widi Purwanti alias Siwi Sidi dalam kasus dugaan pencemaran nama baik.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi (CISSReC) tersebut percaya polisi memiliki bekal kemampuan teknis disamping proses mengumpulkan beberapa bukti yang telah dijalankan dengan memanggil rekan kerja Siwi untuk dimintai keterangan.
"Pihak kepolisian sendiri sebenarnya memiliki kemampuan teknis untuk mengungkap siapa di balik akun @digeeembok," ujar Pratama kepada Tagar, Rabu, 15 Januari 2020.
Namun, Pratama enggan menjelaskan lebih jauh terkait kemampuan teknis yang dimiliki polisi dalam mengungkap pemilik akun Twitter @digeeembok. Menurutnya, kasus serupa yang pernah diungkap polisi ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 merupakan bukti konkret akan kesanggupan polisi.
"Terkait teknisnya nanti sepeti apa, biar pihak kepolisian yang memprosesnya. Prinsipnya dari sisi teknis, polisi punya kemampuan, terbukti dulu bisa mengungkap para admin @triomacan2000 yang menghebohkan Tanah Air di Pilpres 2014," ucapnya.
Pramugari Garuda Indonesia Siwi Sidi. (Foto: Instagram/w_hadiniata)Kasus ini bermula ketika akun Twitter @digeembok berkicau soal kabar kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dilakukan eks Dirut PT Garuda Indonesia Ari Askhara dari Toulouse, Prancis, ke Jakarta.
Buntut dari kicauannya itu merembet kepada persoalan yang juga terjadi di maskapai penerbangan plat merah tersebut. Adapun masalah itu kabar adanya pramugari yang disebut-sebut menjadi simpanan para bos Garuda Indonesia. Nama Siwi Sidi tersangkut menjadi salah satunya
Siwi Sidi dituding @digeembok menjadi gundik atau wanita simpanan Direktur Human Capital PT Garuda Indonesia, Heri Akhyar. Tak hanya berupa kicuan, akun @digeembok juga mengunggah foto dan video Siwi Sidi.
Menolak tudingan tersebut, Siwi melaporkan akun @digeeembok didampingi kuasa hukum dari Elza Syarief Law Office ke kepolisian pada 28 Desember 2019. Namun, pengumuman laporannya baru terjadi pada Jumat, 10 Januari 2020.
Siwi menjerat akun @digeeembok lewat Pasal 27 ayat (3) UU ITE juncto Pasal 310 KUHP Juncto Pasal 311 KUHP tentang pencemaran nama baik melalui media elektronik. Menurut Siwi, kicauan @digeeembok menyinggung pribadinya dan masuk ke ranah privasi.
"Semua pemberitaan dari akun @digeeembok itu tidak benar dan saya merasa harga diri saya dicoreng,” kata Siwi saat menggelar konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Januari 2020. []
