Untuk Indonesia

Apa Kabar Kisah Ahok Bongkar Aib Pertamina?

Sejauh mana BTP sekarang melakukan kewajibannya sebagai Komisaris Utama untuk membersihkan Pertamina dari aib-aib ini?
Basuki Tjahaja Purnama hadir dalam acara peluncuran buku berjudul "Panggil Saya BTP" dalam acara Ngobrol Tempo pada Senin, 17 Februari 2020. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Oleh: Ferdinand Hutahaean

Sebulan lebih sudah berlalu keramaian publik yang mengagetkan seluruh Nusantara atas beredarnya video Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Youtube. Ahok blak-blakan tanpa rem dan menginjak gas membuka banyak hal tentang Pertamina. 

Ahok memang selama ini terkenal dengan karakter yang meledak-ledak dan tidak pernah takut menghadapi sesuatu, serta menyampaikan pendapat yang ia nilai sebagai kebenaran. 

BTP masih menjadi sosok yang dipercaya publik soal integritas di antara karakternya yang keras. Publik tentu menunggu kisah berikut dari kisah bongkar aib bulan lalu itu

Hingga kini karakter itu masih terus kita saksikan dari sejak Ahok menjabat sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta, hingga sekarang ketika menjadi Komisaris Utama Pertamina

Sebuah jabatan yang tentu mempunyai wewenang untuk mengetahui semua tentang isi perut Pertamina, perusahaan pelat merah yang menguasai bisnis hajat hidup orang banyak. 

Karakter itu pula yang membuat Ahok yang kini senang dipanggil BTP menjadi banyak pendukung. Terlebih selama ini image Pertamina bagi publik adalah sarang mafia migas. Maka, ketika BTP menyampaikan deretan aib itu, semakin mengkonfirmasi tentang keberadaan mafia selama ini. Edannn...! Publik pun riuh..!

Ada banyak deretan aib (meminjam istilah media yang memberitakan video itu dengan kata aib) yang dibuka oleh BTP. Mulai dari aib kecil hingga besar. 

Kita masih ingat tentunya apa saja yang disampaikan oleh BTP. Misalnya tentang gaji karyawan, permainan pengadaan barang jasa, Pertamina yang ngutang terus dengan bunga 4-5 persen untuk beli-beli di luar dengan berharap deviden 4-5 persen juga.

Ferdinand HutahaeanDirektur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean. (Foto:Tagar/YouTube Ferdinand Hutahaean)

Dugaan BTP yang bilang jangan-jangan ada komisi pada transaksi beli-beli itu, tentang program digitalisasi paperless Pertamina dengan anggaran Rp 500 miliar yang diminta Peruri, tentang rencana pembangunan kilang pun tak kunjung jadi. Padahal katanya, ada banyak investor yang tertarik, dan tentang aib-aib lainnya yang masih banyak tak tertulis di sini.

Sejauh mana sekarang aib ini ditangani? Sejauh mana BTP sekarang melakukan kewajibannya sebagai Komisaris Utama untuk membersihkan Pertamina dari aib-aib ini? 

Kalau kita kembali ke memori bulan September lalu, di mana pernyataan BTP ini keluar ke publik, semua ramai menanggapi dengan riuh. Ada yang mendukung dan merasa terganggu hingga meminta BTP dicopot. 

Semua sah berpendapat. Tapi intinya bukan pada pendapat-pendapat di luar itu, tujuan sekarang adalah pernyataan BTP tentang sederet aib tersebut. 

Pertanyaannya sejauh mana aib itu sekarang disikat oleh BTP? Publik tentu ingin mengetahui kelanjutan cerita itu, karena Pertamina adalah BUMN terbesar yang setiap tahun mengelola uang ribuan triliun.

Sebagai masyarakat tentu wajar jika kita ingin mengetahui adakah perbaikan yang sudah dilakukan? Ataukah aib-aib itu terus terjadi tanpa perbaikan? 

BTP masih menjadi sosok yang dipercaya publik soal integritas di antara karakternya yang keras. Publik tentu menunggu kisah berikut dari kisah bongkar aib bulan lalu itu. Andai BTP kembali bicara blak-blakan seperti bulan lalu...!

Jakarta, 03 November 2020

*Dir. Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI)

Berita terkait
EWI ke PA 212 dkk: Demo Omnibus Law Tak Original, Kita Paham
Ferdinand mengaku paham atas unjuk rasa tolak Omnibus Law itu. Menurutnya, tujuan PA 212 dkk hanya ingin menyerang Presiden Joko Widodo
Ferdinand Sarankan Demokrat Cintai Indonesia dengan Hati
Ferdinand menyarankan supaya Partai Demokrat terus mencintai Indonesia dengan hati nurani dan mengutamakan kepentingan bangsa.
Ferdinand: Staf Khusus Milenial Sibuk dengan Dunia Sendiri
Ferdinand Hutahaean menilai Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi sedang sibuk dengan dunianya sendiri.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.