Jakarta - Bagi orang yang sering bersinggungan dengan produk asuransi, Unit link adalah istilah yang barangkali sudah tak asing lagi. Asuransi unit link merupakan asuransi yang tergolong jenis asuransi nontradisional.
Berdasarkan laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), unit link adalah jenis asuransi yang mengkombinasikan asuransi permanen (whole life) dengan produk investasi. Unit link bisa dikatakan gabungan antara proteksi umum produk asuransi, namun sekaligus juga proteksi produk investasi.
Unit link dihadirkan dengan banyak manfaat bagi para nasabah. Selain mendapatkan proteksi, di sisi lain para nasabah juga mendapatkan keuntungan dari imbal investasi.
Perusahaan asuransi yang menawarkan produk asuransi unit link akan mengelola uang yang dikumpulkan dari premi para nasabah asuransi unit link melalui manajer investasi. Sehingga nilainya bisa terus berkembang.
Sementara sebagian lagi dana dari premi disetorkan oleh perusahaan asuransi ke manajer investasi agar dikelola sebagai investasi dalam berbagai instrumen, namun biasanya penempatan dana dari asuransi unit link dilakukan melalui reksadana.
Nasabah bebas memilih apakah dananya ingin ditempatkan di reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, atau pasar uang. Keputusan dari nasabah asuransi unit link inilah yang berkontribusi signifikan pada tingkat imbal investasi, atau sebaliknya risiko kerugian yang diambil.
Meskipun begitu, asuransi unit link juga tidak lepas dari risiko. Salah satunya risiko penurunan nilai investasi. Salah satu kekurangan asuransi unit link, yakni konsumen tak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut. Untuk itu, berikut jenis-jenis asuransi unit link yang perlu kalian tahu.
1. Cash fund unit link atau unit link pasar uang
Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unit link jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek.
Jika kita tergolong investor yang konservatif dan tidak berani mengambil risiko besar, produk unit link jenis ini bisa jadi pilihan, sebab selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah.
2. Fixed Income Unit Link atau unit link pendapatan tetap
Lazimnya, komposisi dana investasi nasabah akan difokuskan minimal 80% di instrumen obligasi. Jika kita yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unit link tipe ini.
3. Managed unit link atau unit link pendapatan campuran
Biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unit link ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.
4. Equity Unit Link atau unit link dana saham
Biasanya menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%. Jika kita ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unit link ini.
- Baca Juga: 4 Syarat Klaim Asuransi Kartu Kredit
Syaratnya, kita harus berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita benamkan di unit link jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham.
(Fasya Aldiza Mutasyifa)