Antara Pelantikan Presiden dan Demonstrasi Mahasiswa

Antara pelantikan presiden dan demonstrasi mahasiswa adalah dua hal berbeda. Hal itu tersurat dalam tujuh pesan Rektor Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Ade Yasin. (Foto: Antara/M Fiktri Setiawan)

Bogor - Antara pelantikan presiden dan demonstrasi mahasiswa adalah dua hal berbeda. Hal itu tersurat dalam tujuh pesan Rektor Bogor.

Seperti diberitakan Antara, pada Jumat, 4 Oktober 2019, Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Ade Yasin menggelar pertemuan dengan para Rektor di Bogor untuk menyikapi kondisi terkini Tanah Air.

Bima Arya dan Ade Yasin menyatakan sepakat dengan pandangan para rektor 

Selengkapnya, berikut tujuh pesan dari para Rektor Bogor.

Pertama, Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu 2019 adalah amanat konstitusi negara. Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita semua untuk mendukung dan mengamankannya.

Kedua, Mendukung kemurnian perjuangan mahasiswa yang dilakukan secara damai dalam menyampaikan aspirasi atau pendapat di muka umum, di gedung DPR, kepada Presiden, dan di berbagai daerah dalam bentuk unjuk rasa yang dijamin oleh undang undang. Kami meyakini bahwa unjuk rasa mahasiswa tersebut cerminan dari kegundahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat akhir-akhir ini.

Ketiga, Meminta aparat keamanan untuk tidak represif dalam menangani aksi-aksi unjuk rasa mahasiswa dan elemen masyarakat.

Keempat, Kami meminta mahasiswa dan elemen masyarakat dalam menyampaikan aspirasi untuk mematuhi aturan, menghindari anarkisme dan pengrusakan fasilitas publik.

Kelima, Mendukung Presiden agar segera mengambil langkah strategis untuk penguatan pemberantasan korupsi guna mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap komitmen pemerintah.

Keenam, Pemerintah harus lebih serius menangani kerusuhan di Papua, kebakaran hutan, bencana alam di Ambon, dan daerah-daerah yang lain.

Ketujuh, Menyerukan kepada para elite politik tidak memberikan kontribusi negatif yang bisa memancing terciptanya instabilitas sosial, budaya, politik dan ekonomi.

Bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah-masalah besar kebangsaan.

“Di situasi seperti saat ini, janganlah para elite politik mempertontonkan perbedaan, saling bermusuhan, atau berbeda. Kita ingin elite politik, para pemimpin bangsa memberikan inspirasi tentang kebersamaan dalam menghadapi persoalan bangsa," ujar Bima Arya.

Dalam kesempatan sama, Rektor Universitas Pakuan, Prof Bibin Rubini, mewakili para rektor di Bogor mengajak pemerintah dan politisi tak abai atas tujuh persoalan bangsa yang kini terjadi.

"Kami mengajak para elite politik dan pemimpin bangsa untuk bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah-masalah besar kebangsaan," ujar Bibin Rubini. []

Berita terkait
Projo NTB: Pengusik Pelantikan Jokowi, Hadapi Rakyat
Isu miring tentang upaya penggagalan pelantikan Presiden RI Ir H Joko Widodo-H Ma’ruf Amin membuat relawan Projo (Pro Jokowi) bereaksi.
Menuju Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin 20 Oktober 2019
Menuju pelantikan Jokowi-Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019-2024 pada Minggu, 20 Oktober 2019, begini persiapannya.
Mahasiswa Medan: Jangan Coba Halangi Pelantikan Jokowi
Aliansi Mahasiswa Buruh Bersatu (AMBB) melakukan aksi damai di gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Medan.