Anies: Para Perintis Kemerdekaan Adalah Intelektual Pejuang

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan para Perintis Kemerdekaan kita adalah intelektual pejuang dan memiki pemikiran yang matang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Tagar/Instagram/@aniesbaswedan)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat koleksi buka yang tersimpan di rumahnya, lantas ia mengatakan para Perintis Kemerdekaan kita adalah intelektual pejuang. 

"Pagi tadi di jeda antara dua sidang setelah mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden di sidang Tahunan MPR, dan menunggu dimulainya Sidang Tahunan DPR, menyusuri kembali deretan buku-buku pemikiran para perintis kemerdekaan yang ada di perpustakaan rumah," tulis Anies dalam akun Instagramnya, yang dilihat Selasa, 17 Agustus 2021. 

Dalam unggahan tersebut ia mengatakan para perintis kemerdekaan adalah mereka yang bekerja dengan pemikiran yang matang dan gagasan yang berbobot pula. 


Di dinding perpustakaan terpampang lukisan Bung Karno dan Bung Hatta mereka berdualah yang berdiri di depan mikrofon memproklamasikan kemerdekaan tapi di balik mereka berdua ada ratusan bahkan ribuan orang Perintis Kemerdekaan yang berjuang lintas waktu hingga kita bisa merdeka.


"Para Perintis Kemerdekaan kita adalah intelektual pejuang. Mereka bekerja dengan memiliki pemikiran yang matang. Semua punya gagasan. Artikulasi dalam lisan dan tulisan mencerminkan bobot keterbukaan dan keluasan pandangan," ujarnya. 

Menariknya, kata Anies, perintis kemerdekaan berlatarbelakang keluarga papan atas di masa kolonial, sehingga dapat kesempatan sekolah, tapi mereka memilih untuk mendirikan sebuah republik yang bukan hanya untuk kaum papan atas. Mendirikan republik yang memberikan kesempatan setara pada siapa saja.

"Saya buka sebuah buku karya Jendral Besar AH Nasution, berkisah tentang perjuangan fisik sesudah proklamasi. Karena memang, merebut kemerdekaan adalah perjuangan intelektual, perjuangan politik. Sesudah merdeka, barulah mulai ada peperangan untuk mempertahankan kemerdekaan," ujarnya. 

Menyelami kembali buku-buku ini, lanjut Anies, terasa benar bahwa perintis kemerdekaan adalah politisi berkapasitas intelektual tinggi. Pikiran-pikirannya mewarnai kebijakan. Wajar, kata Anies, jika mereka terbiasa dengan debat dan bahkan kritik. Pertukaran pikiran adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk kemajuan negara.

"Di dinding perpustakaan, terpampang lukisan Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka berdualah yang berdiri di depan mikrofon memproklamasikan kemerdekaan. Tapi di balik mereka berdua ada ratusan, bahkan ribuan, orang Perintis Kemerdekaan yang berjuang lintas waktu hingga kita bisa merdeka," katanya. 

Ia juga menceritakan peristiwa Kebangkitan Nasional 1908 ke Sumpah Pemuda 1928 adalah 20 tahun lamanya. Dari tahun 1928 ke 1945 adalah 17 tahun lamanya. 

"Bagi kita sekarang, rentang waktu perjuangan 20 tahun atau 17 tahun bisa diceritakan dalam waktu 10 menit saja. Tapi Ingatlah, bagi yang berjuang; masa 17 tahun itu amatlah panjang," katanya. 

"Mari kita terus ingat dan camkan bahwa kemerdekaan itu bukan sekadar untuk menggulung kolonialisme, kemerdekaan itu adalah untuk menggelar keadilan sosial dan kesejahteraan," ujar Anies. []

Berita terkait
Anies Baswedan: Vaksin Menurunkan Risiko Kematian Pasien C-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa data lapangan saat ini, jelas menunjukkan vaksin menurunkan risiko kematian karena Covid-19.
Anies Baswedan Tinjau Sentra Vaksinasi Kolaborasi Ikastara
Guburnur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau meninjau sentra vaksinasi kolaborasi Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) di Ancol.
IA-ITB Bahas Jakarta Akan Tenggelam dengan Anies & Ganjar
IA-ITB menggelar webinar bertajuk Jakarta Tenggelam, Kupas Tuntas Statement Presiden Amerika, Benarkah Jakarta Akan Tenggelam? bersama Anies.