Anies Baswedan Sindir Kegagalan Negara Cegah Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan sistem pencegahan suatu negara merupakan garda terdepan dalam melawan wabah virus corona Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menjelaskan soal Formula E di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020. (foto: Tagar/Edy Syarif).

Bogor - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan sistem pencegahan suatu negara merupakan garda terdepan dalam melawan wabah virus corona. Negara berteknologi kesehatan mutakhir seperti Amerika Serikat pun tetap kewalahan melawan pandemi Covid-19 jika tidak mengedepankan pencegahan.

"Apa yang terjadi di Amerika Serikat sekarang? Setiap hari 2.000-an orang meninggal di sana, karena mereka tidak siap. Mereka mindset-nya tidak mindset mencegah, menangkal. Ketika sudah masuk ke dalam, ya sudah bobol di sana," kata Anies Baswedan dalam seminar daring bertajuk "Relasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Mengatasi Covid-19" melalui YouTube Pusat Penelitian Politik LIPI, Jakarta, Rabu malam, 22 April 2020.

Singapura merasakan, Jepang merasakan, Korea merasakan, Eropa merasakan.

Ketika virus mematikan ini merebak di China, menurut Anies, setiap negara seharusnya menerapkan pepatah 'lebih baik mencegah daripada mengobati'. Oleh sebab itu Anies tak sependapat jika hubungan Pemerintah Provinsi Jakarta dan pusat menjadi masalah utama penanggulangan pandemi Covid-19.

Baca juga: Anies Baswedan Perpanjang PSBB Jakarta Hingga 22 Mei

"Tantangan utamanya, kalau boleh saya refleksi, adalah cara pandang terhadap masalahnya. Apakah ini adalah masalah antara pusat dan daerah, atau ini adalah sebuah masalah yang kita sebagai bangsa harus menangkal agar tidak muncul?" ujarnya.

Mantan rektor Universitas Paramadina ini menegaskan coronavirus bukan penyakit seperti demam berdarah atau DBD. Di awal-awal corona menyebar, sebagian kalangan menganggap DBD lebih berbahaya daripada corona.

"Yang disebut sebagai wabah ini bukan demam berdarah yang munculnya lokal. Ini adalah masalah yang munculnya dari internasional ke sini," katanya.

Meski sebagian kalangan memandang remeh corona lantaran belum memasuki Indonesia ketika itu, Anies mengaku waspada sejak awal Januari 2020. Ketika itu, dia mengklaim telah mengintruksikan anak buahnya bersiap menghadapi pandemi.

"Bapak ibu boleh cek seluruh record-nya. Dari mulai awal Januari, awal Januari ada seluruh catatannya bahwa DKI mulai melakukan sosialisasi. Rumah sakit-rumah sakit disiapkan, diberitahu gejalanya. Waktu itu namanya masih pneumonia Wuhan, belum disebut sebagai corona, masih pneumonia Wuhan. Kita langsung kampanyekan. Apa mindset-nya di situ? Bahwa ini bisa terjadi di Indonesia. Tapi kalau mindset kita ini tidak terjadi di kita, maka ya kita santai," tuturnya.

Baca juga: Anies Baswedan: Ramadan 2020 Mirip Zaman Nabi Muhammad

Anies berpendapat, jika seseorang mengikuti perkembangan penyebaran virus yang begitu cepat menjalar dari Wuhan ke belahan dunia lain, dia tentu bersiap dengan pencegahan. Anies mengaku mengambil keputusan waspada dini lantaran menyadari padatnya hilir mudik orang asing di Jakarta.

"Bagi siapapun yang membaca perkembangan dunia pasti tahu, manusianya sama, virusnya sama, terjadi penyebaran masif. Singapura merasakan, Jepang merasakan, Korea merasakan, Eropa merasakan. Pada saat itu, saya sebagai penanggung jawab ibu kota, tahu persis bahwa di kota ini datang orang dari internasional banyak sekali," ujarnya.

Kemarin, 22 April 2020, Anies kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tak tanggung-tanggung, dia memperpanjang PSBB selama empat pekan atau sampai 22 Mei 2020.

Selama PSBB periode pertama diberlakukan sejak 10 April 2020, kata Anies, angka kasus sebaran virus corona masih saja menanjak. Oleh karena itu dia memilih memperpanjang PSBB periode kedua.

"Data yang kita miliki menunjukkan bahwa pergerakan kasus positif Covid-19 ini masih terus bertambah dan kecepatannya relatif tetap. Dan memang di berbagai belahan dunia pula yang mengalami masalah yang sama," ujar Anies Baswedan. []

Berita terkait
Anies Bicara Jakarta-Istana Kurang Akur Lawan Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara mengenai isu kurang akurnya wilayah yang dipimpinnya dengan pemerintah pusat.
Data Bansos Tak Akurat, Anies: Tak Mungkin Sempurna
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akurasi data bantuan sosial (bansos) tak mungkin sempurna.
PSBB Jakarta Ada 2 Tahap, Ini Penjelasan Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meengatakan PSBB ada 2 tahap. Dia menjelaskannya dua fase PSBB di DKI.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.