Anies Baswedan: Saya Bilang Jangan Pulang Kampung!

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya telah menghimbau sejak lama agar warga tidak pulang kampung guna memutus rantai corona.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo (kanan) di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020. (Foto: Antara/Dewanto Samodro/wsj)

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan dirinya telah menghimbau sejak lama agar warga di wilayahnya tidak pulang kampung. Hal itu dia sampaikan menyusul tingginya jumlah arus mudik dari Jakarta dan sekitarnya ke Jawa Tengah, khususnya pada Minggu, 22 Maret 2020.

"Jadi, kita di DKI kalau secara imbauan saya sudah menyampaikan dua minggu lalu jangan pulang kampung, jangan meninggalkan Jakarta," kata Anies Baswedan dalam jumpa pers di Balai Kota Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.

Baca juga: Dari Jakarta, Satu ASN Pemprov Bali Positif Corona

Menurutnya, pulang ke kampung memiliki potensi penyebaran virus corona atau Covid-19 yang lebih luas ke wilayah lain. Terlebih, Jakarta saat ini menjadi pusat episentrum corona di Indonesia dengan jumlah kasus positif tertinggi di Tanah Air.

Berdasarkan catatan di laman corona.jakarta.go.id per Kamis, 26 Maret 2020, total kasus corona telah mencapai 951. Sementara 472 orang di Jakarta positif terinfenksi corona, 43 meninggal dunia dan 27 dinyatakan sembuh.

Oleh sebab itu, dia berharap warga di Jakarta mempertimbangkan kepentingan publik jika berpikir pulang kampung. Menurut Anies, bekerja, belajar, dan beribadah di rumah masing-masing lebih baik dibandingkan ke luar rumah.

"Ini demi kebaikan seluruh masyarakat. Jadi bukan hanya memikirkan diri sendiri tapi juga seluruh masyarakat," katanya.

Jadi, kita di DKI kalau secara imbauan saya sudah menyampaikan dua minggu lalu jangan pulang kampung, jangan meninggalkan Jakarta.

Baca juga: 44 Petugas Medis Jakarta Positif Terinfeksi Corona

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepala daerah di kabupaten dan kota wilayahnya memperketat pemantauan sebaran virus corona. Hal ini dia sampaikan menyusul peningkatan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya ke Jawa Tengah sejak Minggu, 22 Maret 2020.

"Misalnya pada 22 Maret di Terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di Terminal Cepu, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap," kata Ganjar

Anies Baswedan mengaku ihwal pembatasan arus lalu lintas provinsi bukan kewenangannya sebagai gubernur. Namun, dia berharap masalah ini dapat dibicarakan bersama di Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

"Nanti kita akan bicarakan sama-sama di gugus tugas langkah-langkah hukum yang bisa kita lakukan sehingga kita bisa mengerjakan dengan dasar yang kuat," kata Anies Baswedan. []

Berita terkait
100 Ribu Alat Tes Cepat Virus Corona Tiba di Jakarta
Bantuan umat Buddha dari yayasan Tzu Chi berupa 100 ribu alat tes Corona dan 50 ribu masker tiba di Jakarta pada Senin malam, 23 Maret 2020.
Bayang-bayang Corona di Stasiun Manggarai Jakarta
Sejam lebih Winarso duduk di seberang jalan Stasiun Manggarai Jakarta, tapi ponselnya tak kunjung berbunyi. Semua ini karena bayang-bayang corona.
Petugas Medis Jakarta Butuh 1000 ADP Corona per Hari
Petugas medis di Jakarta membutuhkan 1000 alat pelindung diri (ADP) setiap harinya untuk mengatasi virus corona.