Anhar Gonggong Ceritakan Mengapa Umat Islam Trauma dengan PKI

Sejarawan Doktor Anhar Gonggong menceritakan mengapa umat Islam menaruh trauma mendalam terhadap sepak terjang PKI.
Sejarawan Doktor Anhar Gonggong menceritakan mengapa umat Islam trauma terhadap PKI. (foto: independensi.com).

Jakarta - Sejarawan Doktor Anhar Gonggong mengungkap salah satu dalihnya, mengapa umat Islam di Indonesia menaruh trauma mendalam terhadap sepak terjang Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Tentu saja bukan hanya dilatari tragedi Madiun tahun 1948, akan tetapi ada juga catatan sejarah di mana situasi Tanah Air kembali mencekam periode tahun 1960-an, saat partai tersebut basis massanya kian menguat.  

Untuk itu Anhar meminta kepada semua pihak tidak hanya melihat isu ini hanya sebatas dari tragedi G30S PKI tahun 1965 saja, harus mengetahui catatan sejarah tahun 1962-1964 di mana umat Islam punya kenangan kelam.

Salah satu setan desa yang dimaksud itu kyai-kyai desa itu.

"Dalam periode itu banyak sekali kejadian-kejadian yang melahirkan berbagai sikap tertentu terhadap PKI. Misalnya, paling tidak pada orang Islam, bagaimana Pemuda Rakyat Kanigoro menyerang tempat kaderisasi-nya PII (Pemuda Islam Indonesia), menyerbu masjid di Malang dan sebagainya," kata Anhar saat menjadi pembicara di kanal YouTube Tagar TV, dilihat Rabu, 30 September 2020.

Baca juga: Sejarawan Anhar Gonggong Jamin Komunis Tidak Akan Pernah Mati

Pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan 77 tahun silam itu lanjut menuturkan, tentu saja ada upaya dari berbagai pihak untuk merekonsiliasi antara basis agamais dengan komunis, namun tak kunjung menemui titik terang.

"Masing-masing pihak tidak mudah untuk menghilangkan pikiran yang ada dalam pikirannya dalam periode antara 60 sampai dengan 65 itu," ucapnya.

Dia menekankan, apabila saat ini ada kegaduhan di mana massa hanya melihat cuma sebatas peristiwa G30S PKI dan meminta tragedi tersebut dilupakan, tentu argumentasi tersebut tergolong landai. Sebab, masih ada beberapa fakta sejarah lain yang kelam dan hingga kini sulit dilupakan.

"Ada suatu latar belakang dari 1960-1965, dalam periode itu banyak sekali terjadi bagaimana PKI melakukan berbagai hal di Bandar Betsy, Sumatera Utara dan sebagainya. Hal seperti itu memang menjadi hal yang tidak mudah untuk dilupakan begitu saja, walaupun terjadi sebenarnya sudah terjadi perubahan generasi kan," ujarnya.

Baca juga: Sejarawan Anhar Gonggong Ungkap Sebab Soekarno Bangun Nasakom

Lantas Anhar menunjukkan sebuah buku berjudul 'Banjir Darah Kisah Nyata Aksi PKI terhadap Kyai, Santri, dan Kaum Muslimin' karya Anab Afifi - Thowaf Zuharon. Terlepas dari pro dan kontra, buku ini dapat dijadikan literasi lain untuk menggali fakta sejarah, di mana D.N Aidit diceritakan tengah melakukan penelitian ke desa-desa, konon menemukan setan.

"Bagaimana di sini digambarkan Islam 'di kerjain', bahkan Aidit pernah memimpin sebuah penelitian katanya ke desa-desa, lalu dia menemukan apa yang dikenal dengan tujuh (7) setan desa. Salah satu setan desa yang dimaksud itu kyai-kyai desa itu. Ya jadi hal-hal seperti ini tidak mudah untuk dilupakan orang," kata Sejarawan Anhar Gonggong. []

Berita terkait
Sejarawan Anhar Gonggong Redam Kegaduhan Film G30S PKI
Sejarawan Anhar Gonggong membicarakan pro dan kontra penayangan film G30S PKI yang diributkan masyarakat. Dia coba meredam kegaduhan.
Sejarawan Anhar Gonggong Mengkritik Pemerintah
Anhar Gonggong mengungkapkan permasalahan Indonesia hari ini adalah absennya pemerintah dalam membumikan Pancasila.
Anhar Gonggong: G-30-S/PKI, Apanya yang Mau Diluruskan?
Isu komunis atau PKI dapat menjadi alat politik yang memprovokasi lawan politiknya.