Angka Pernikahan Dini di Gunungkidul Tinggi, Kenapa?

Pernikahan dini di Gunungkidul meningkat. Ini penyebabnya.
Sekelompok mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar talkshow bertajuk Srawung di Balai Desa Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul, Sabtu 6 juli 2019. (Foto: Tagar/Switzy Sabandar)

Yogyakarta - Pengadilan Agama (PA) Gunungkidul mencatat kenaikan dispensasi pernikahan pada 2018 yaitu 79 kasus pernikahan anak. Padahal, jumlah kasus ini sempat menurun pada tahun sebelumnya. Pada 2015 terdapat 109 dispensasi pernikahan anak di Gunungkidul dan menurun berturut-turut pada 2016 dan 2017 menjadi 85 dan 67 kasus.

Fakta ini memicu kelompok mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berkampanye pencegahan pernikahan dini di Gunungkidul. Adam Qodar, Devita Widyana, dan Verena Grescentia memilih Desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan menjadi pilot project kampanye ini.

“Setidaknya ada tiga penyebab tingginya kasus pernikahan dini di Gunungkidul,” ujar Adam Qodar, Senin, 8 Juli 2019.

Faktor agama menjadi salah satu penyebab tingginya angka pernikahan dini di Gunungkidul. 

Orangtua cenderung menikahkan anaknya ketimbang mengizinkan anaknya berpacaran yang dianggap dekat dengan perbuatan zina.

Artikel lainnya: Gagal Panen, Tanaman Padi di Gunungkidul Untuk Ternak

Persoalan ekonomi menjadi alasan kedua orangtua menikahkan anaknya sekalipun mereka belum cukup umur. Pertimbangan tidak terbebani secara materi menjadi alasan utama.

“Ada juga faktor budaya, budaya maksudnya budaya pergaulan anak muda saat ini yang cenderung bebas sehingga timbul kasus kehamilan di luar nikah,” kata Adam.

Mereka melakukan kampanye pencegahan pernikahan dini dengan dua cara, yakni pengajian dan talkshow yang diberi nama Srawung.

Menurut Adam, metode pengajian dipilih supaya pesan pencegahan pernikahan dini bisa diterima oleh warga, terlebih pesan disampaikan oleh tokoh agama. Pengajian sudah dilakukan pada akhir Juni lalu.

Artikel lainnya: Kekeringan di Gunungkidul, Warga Manfaatkan Air Telaga

Sementara kampanye melalui talkshow yang digelar pada Sabtu, 6 Juli lalu menghadirkan tiga pembicara dokter RS Bedah Adelia dan Puskesmas Banguntapan dua Aprilia Dwi Iriani, pengusaha muda Yogyakarta Damar Bayu, dan praktisi hipnomotivasi Dhimas Badut. Acara ini mengangkat tema Ngobrolin Dampak Pernikahan Anak dan Solusi Pencegahan.

“Hamil di usia sangat muda meningkatkan risiko yang mengancam kesehatan perempuan dan bayinya karena tubuh belum siap,” kata April.

Ia menyebutkan hamil di usia sangat muda bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran prematur, dan kematian ibu melahirkan. Selain itu, pernikahan dini juga rentan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) karena secara psikis dan emosional pasangan itu belum siap menghadapi masalah yang datang. []

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.