Anggaran BIN Meningkat, Analis: Sesuai dengan Ancaman Global

Stanislaus Riyanta mengatakan meningkatnya anggaran Badan Intelijen Negara (BIN) sejalan dengan berkembangnya ancaman global.
Analis Terorisme dan Intelijen, Stanislaus Riyanta. (Foto: Tagar/Dokumen Stanislaus)

Jakarta - Analis Terorisme dan Intelijen, Stanislaus Riyanta mengatakan meningkatnya anggaran Badan Intelijen Negara (BIN) sejalan dengan berkembangnya ancaman global. Stanislaus mengatakan, dengan demikian deteksi dini untuk mencegah ancaman negara pun meningkat.

"Anggaran BIN meningkat itu linear dengan ancaman secara global yang cenderung meningkat dan asimetris. Sehingga kegiatan deteksi dini dan cegah dini yang merupakan tugas pokok dari lembaga intelijen juga perlu peningkatan," kata Stanislaus dihubungi Tagar, 3 November 2020.

Sumber ancaman bisa muncul dari mana saja, termasuk dari aktifitas politik, bahkan yang terbaru ancaman kesehatan juga menjadi ancaman bagi negara yang sangat serius, terutama terkait pandemi Covid-19 ini

Dia menjelaskan, anggaran BIN tidak bisa disamakan dengan kementerian atau lembaga lain yang terbuka dan bisa dilihat oleh masyarakat.

"Sifat kegiatan BIN yang rahasia karena terkait kegiatan untuk deteksi dini dan cegah dini ancaman, tidak bisa dipublikasikan, termasuk anggarannya," ujarnya.

"Sangat riskan jika anggaran BIN dipublikasikan dan terbaca oleh pihak oposisi/lawan yang berpotensi menjadi sumber ancaman," kata Stanislaus menambahkan.

Meskipun anggarannya tidak terpublikasi secara transparan, dia menegaskan bahwa BIN sudah mempunyai mekanisme pengawasan dan audit secara internal. Selain itu sifat BIN yang mempunyai end user dan single client presiden tentu akan mempertanggungjawabkan segala kegiatan termasuk anggaran kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bukan kepada publik.

Dia melanjutkan, tugas BIN sangat jelas untuk deteksi dini dan cegah dini ancaman. Ia pun menyebut bahwa meningkatnya anggaran tidak ada hubungan dengan politik praktis.

"Namun dalam situasi atau kegiatan politik, jika BIN melihat ada potensi ancaman bagi negara yang mungkin terjadi maka sah-sah saja BIN melakukan upaya untuk mencegah ancaman tersebut terjadi," ujarnya.

"Sumber ancaman bisa muncul dari mana saja, termasuk dari aktifitas politik, bahkan yang terbaru ancaman kesehatan juga menjadi ancaman bagi negara yang sangat serius, terutama terkait pandemi Covid-19 ini," sambung pengamat alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia ini.

Dia juga mengimbau agar BIN tatap melaksanakan kinerjanya secara profesional dan sesuai jalurnya bahwa end user dan single client presiden.

"Selain itu terus meningkatkan kemampuan intelijen terutama dari sisi human inteligen sehingga dapat terus menjalankan tugas dengan baik, terutama fokus pada deteksi dini dan cegah dini ancaman negara. Dan paling penting adalah lakukan segala kegiatan dan operasi BIN dengan rahasia," ucap Stanislaus.[]

Berita terkait
Fadli Zon Ungkap Kaitan Demo Rusuh dengan Dunia Intelijen
Anggota Komisi I DPR Fadli Zon mengungkap ada kaitan demo rusuh dalam dunia intelijen yang dinamakan agent provocateur.
Stanislaus: Gatot Nurmantyo Nyapres Tanpa Partai Politik
Pengamat intelijen, Stanislaus Riyanta menilai Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendirikan KAMI sebagai batu lompatan menjadi calon presiden.
Alasan Sri Mulyani Sebut Outlook Global 2020 Lebih Baik
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebutkan alasan outlook ekonomi global tahun 2020 lebih baik karena pemulihan ekonomi terjadi di beberapa wilayah.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.