Ancam Situs Budaya Iran, Trump Dapat Kecaman

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menghancurkan situs-situs budaya jika Iran menuntut balas kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Alun-alun Naqsh-e Jahan, di kota Isfahan, adalah salah satu dari situs-situs budaya di Iran yang menjadi warisan Unesco. (Foto: BBC News|AFP)

Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menghancurkan situs-situs budaya jika Iran tetap akan menuntut balas atas kematian Jenderal Qassem Soleimani, komandan pasukan elit militer Iran, Quds. Namun Trump mendapat kecaman dunia internasional dan dinilai Presiden AS itu melakukan kejahatan perang.

Profesor Patty Gerstenblith, Direktur Center for Art, Museum and Cultural Heritage Law mengatakan Trump melanggar kode perilaku Amerika Administrasi Perang Sipil Abraham Lincoln. "Sejarah militer Amerika melindungi situs budaya bila memungkinkan ketika terjadi perang. Militer Amerika bangga akan hal itu," katanya, seperti diberitakan dari voanews.com, Senin, 6 Januari 2020.

Sekutu AS mengecam Trump

Kecaman yang sama juga disampaikan Gerstenblith, salah satu staf mantan presiden Barack Obama. Menurutnya, penyerangan terhadap warisan budaya merupakan bentuk balas dendam yang tidak dibenarkan di Amerika sendiri dan dunia internasional. Itu benar-benar menjijikkan," ucapnya kepada VOA.

Donald TrumpPresiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump. (Foto: wbur.org)

Para sekutu dekat AS juga mengkritik rencana Presiden menghancurkan 52 situs di Iran, salah satunya Inggris. "Sudah sangat jelas bahwa sistus budaya dilindungi hukum internasional, kami berharap Presiden Donald Trump menghormati hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.

Sebelumnya Presiden Trump berbicara kepada wartawan Minggu malam, 5 Januari 2020 di pesawat kepresidenan Air Force One mengatakan akan menyerang situs-situs warisan budaya Iran jika Taheran membalas dendam atas kematian Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara menggunakan drone tanpa awak. Sebelumnya Trump akun twitternya telah melakukan ancaman yang sama, dengan dalih Soleimani sebagai dalang serangan teroris internasional.

Tak bermaksud serang situs budaya Iran

"Mereka diizinkan membunuh orang-orang kami," kata Trump saat penerbangan ke Pangkalan militer gabungan Andrews di Maryland dari Florida, seperti dikutip dari BBC News, Selasa 7 Januari 2020. Kata Trump lagi,"Mereka diizinkan untuk menyiksa dan melukai orang-orang Amerika. Mereka diizinkan menggunakan bom pinggir jalan untuk meledakkan orang-orang kita, tapi kita tidak diizinkan untuk menyentuh situs budaya mereka? Tidak seperti itu!"

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencoba mengklarifikasi pernyataan Presiden Trump dengan menyebutkan bahwa AS akan tetap berlandaskan pada hukum internasional. Penasihat Gedung Putih, Kellyanne Conway juga membelas Trump. Menurutnya, Trump tidak bermaksud untuk menyerang situs budaya Iran, hanya "mengajukan pertanyaan".

Qassem SoleimaniPelayat menghadiri upacara pemakaman Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds dari Garda Revolusioner dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al Muhandis, yang tewas dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Kuil Suci Imam Ali di Najaf, Irak, Sabtu, 4 Januari 2020. (Foto: Antara/Reuters/Alaa al-Marjani)

Kata Conway lagi,"Iran memiliki banyak situs militer strategis yang dapat Anda sebutkan juga merupakan situs budaya." Namun Conway kemudian mengklarifikasi pernyataannya dengan menyebutkan bahwa ia tidak menyarankan Iran menyamarkan target militer sebagai situs budaya.

Akan ikuti hukum internasional

Menteri Pertahanan AS Mark Esper ketika ditanya wartawan apakah AS akan menargetkan situs budaya, mengatakan,"Kami akan mengikuti hukum konflik bersenjata."

Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan Iran dan AS telah meneken konvensi tahun 1972 tentang perlindungan warisan alam dan budaya dunia. Kedua negara juga sudah menandatangani konvensi tahun 1954 tentang perlindungan kekayaan budaya jika terjadi konflik bersenjata. "Trump harus menghormati perjanjian internasional itu," katanya.

Qassem SoleimaniPemimpin Pasukan Elit Iran, Quds Qassem Soleimani. (Foto: Washingtonpost)

Mantan Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper mengatakan Amerika melanggar hukum internasional bila menyerang situs-situs budaya Iran. "Jika kami melakukannya akan menimbulkan kemarahan internasional dan berpotensi AS menjadi target sasaran serangan," katanya kepada VOA.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Iran-Amerika Memanas, Rencana Evakuasi WNI Disiapkan
Rencana mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) telah disiapkan buntut dari makin panasnya hubungan Iran-Amerika Serikat.
Bendera Merah Iran, Simbol Balas Dendam kepada AS
Dalam tradisi Syiah bendera merah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Hubungan Iran dan AS Memanas, WNI Diimbau Waspada
Hubungan Iran dan Amerika Serikat (AS) memanas setelah AS membunuh komandan Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani melalui serangan roket.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.