Bendera Merah Iran, Simbol Balas Dendam kepada AS

Dalam tradisi Syiah bendera merah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Bendera Merah Iran. (Foto: FortRussNews)

Jakarta - Iran untuk pertama kalinya dalam sejarah mengibarkan bendera merah dalam upacara penghormatan kepada mendiang petinggi militer negara tersebut, Jenderal Qassim Soleimani. Bendera merah disebut-sebut sebagai simbol siap perang melawan tentara Amerika Serikat yang telah membunuh Soleimani di Irak.

Stasiun televisi pemerintah Iran menyiarkan gambar dari sebuah masjid di kota suci Syiah Qom, yang memperlihatkan bendera merah tengah berkibar di atas menara. Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang ditumpahkan secara tidak adil dan berfungsi sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa bendera merah telah dikibarkan di atas masjid Jamkaran di kota Iran dan datang setelah peringatan pembalasan yang keras terhadap AS.

Sementara para pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir, meneriakan kalimat kecaman 'kematian bagi Amerika' dan 'Amerika adalah Setan agung' selama prosesi pemakaman untuk Soleimani.

Diketahui, Jenderal Qassim Soleimani adalah pemimpin dari Quds Force yang merupakan satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran). Ia tewas dalam serangan udara menggunakan drone yang diluncurkan oleh AS di Baghdad, Irak.

Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan langsung serangan mengatakan bahwa Soleimani merencanakan serangkaian serangan yang akan membahayakan pasukan dan diplomat Amerika di Timur Tengah. Dia juga disalahkan atas serangan terhadap pasukan AS dan sekutu Amerika yang akan kembali ke Irak pada tahun 2003 lalu.

Pasukan Quds pimpinan Soleimani memiliki proksi militer di Irak, Lebanon, Afghanistan, dan Yaman. Sejumlah ahli berpendapat bahwa gabungan proksi militer tersebut lah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan upaya aksi teroris di seluruh kawasan.

Namun begitu, Soleimani juga merupakan tokoh perlawanan yang begitu gencar menyerang dominasi ISIS di sejumlah wilayah, hingga pada akhirnya kelompok teroris itu dapat dilumpuhkan pada tahun 2019 lalu.

World War 3World War 3 dan WWIII menduduki trending sebagai topik terpanas yang dipebincangkan warganet penghuni media sosial Twitter sedunia menyusul terbunuhnya Jenderal Iran oleh militer AS. (Foto: Twitter)

Kematian Soleimani oleh pasukan AS meningkatkan ketegangan politik di Timur Tengah dan dikhawatirkan bakal meningkat hingga menyebabkan perang dunia ketiga. Sepanjang pemakaman berlangsung, ribuan orang memenuhi jalan-jalan utama di Iran sembari membawa papan protes dan tuntutan kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei bahwa 'pembalasan dendam' harus diterima pihak AS.

Sedangkan di sisi lain, Presiden Trump justru mengirim 3.000 tentara ke Kuwait untuk meningkatkan kehadiran militer AS di Timur Tengah. Ia dan pemerintahannya juga telah memerintahkan warganya untuk meninggalkan Irak dan menutup kedutaan besarnya di Baghdad.

Menyusul Amerika Serikat, Pemerintah Inggris dan Prancis juga telah memerintahkan warganya untuk menghindari perjalanan ke Irak dan Iran. Sementara para ahli mengatakan turis harus mengungsi dari kawasan Uni Emirat Arab. []

Berita terkait
Jenderal Iran Terbunuh oleh AS, World War 3 Trending
World War 3 dan WWIII menduduki trending sebagai topik terpanas yang diperbincangkan warganet penghuni media sosial Twitter sedunia.
Natuna Dilanggar China, TNI Siaga Tempur
TNI meningkatkan kesiagaan dengan mengirimkan pasukan guna menggelar operasi siaga tempur menyusul adanya pelanggaran wilayah oleh China di Natuna.
Dampak Konflik Iran-Amerika Terhadap Indonesia
Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Amerika yang makin memanas pekan ini.