Iran-Amerika Memanas, Rencana Evakuasi WNI Disiapkan

Rencana mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) telah disiapkan buntut dari makin panasnya hubungan Iran-Amerika Serikat.
Warga menghadiri pemakaman Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala pasukan elit Quds, dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang tewas dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Ahvaz, Iran, Minggu, 5 Januari 2020. (Foto: Antara/Hossein Mersadi/Fars news agency)

Jakarta - Pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana untuk melindungi dan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) bila diperlukan, mengingat makin panasnya situasi keamanan di Timur Tengah akibat konflik Iran dan Amerika Serikat (AS).

Jika diperlukan pesawat dari TNI AU, karena evakuasi itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh KBRI.

Penyusunan rencana cadangan (contingency plan) telah dilakukan antara pemerintah pusat dengan beberapa perwakilan Indonesia di Timur Tengah, terutama untuk memetakan jumlah dan sebaran WNI di kawasan tersebut.

"Kita juga menentukan level kedaruratannya, karena masing-masing akan berbeda penanganannya. Kemudian kita juga cek kebutuhan logistik, dan apabila diperlukan evakuasi akan memakai rute yang mana," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ditemui usai Perayaan Natal Kemlu di Jakarta, Senin, 6 Januari 2020, dikutip dari Antara.

Upaya evakuasi WNI dari daerah konflik sebelumnya telah berhasil dilakukan saat terjadi perang saudara di Yaman pada 2015. Pada saat itu, ribuan WNI berhasil dievakuasi baik menggunakan jalur udara dan laut di bawah koordinasi Kemlu dan TNI.

"Kalau evakuasi, kita bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan. Jika diperlukan pesawat dari TNI AU, karena evakuasi itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh KBRI kita. Biasanya kita ada tenaga bantuan dari pusat dan melibatkan kerja sama banyak pihak," katanya.

Sambil menyiapkan rencana perlindungan dan evakuasi WNI, Retno berharap semua pihak yang berkonflik dapat sama-sama menahan diri agar situasi keamanan di Timur Tengah tidak semakin memburuk.

Ketegangan antara Iran dan AS kembali meningkat setelah komandan Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani terbunuh akibat serangan udara militer AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat 3 Januari 2020.

Presiden AS Donald Trump, yang memerintahkan serangan udara tersebut dan mengancam akan menyerang 52 sasaran di Iran jika negara itu menyerang orang Amerika atau aset AS sebagai balasan atas kematian Soleimani.

Di sisi lain, Iran mengecam tindakan Trump dan menyebutnya sebagai "teroris berdasi".

Menyebut pembunuhan Soleimani "sama saja dengan perang", Iran berjanji akan melakukan serangan balasan. Iran juga tidak lagi mematuhi semua pembatasan yang diterapkan dalam kesepakatan nuklir pada 2015. []

Berita terkait
Kepala Donald Trump Dihargai US$ 80 Juta oleh Iran
Rakyat Iran menawarkan uang sebesar US$ 80 juta kepada siapapun yang bisa memenggal kepala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dampak Konflik Iran-Amerika Terhadap Indonesia
Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Amerika yang makin memanas pekan ini.
Profil Jenderal Iran Qassem Soleimani
Qassem Soleimani merupakan tokoh militer berpengaruh di Iran sebagai pemimpin pasukan elit Quds. Dia tewas oleh pasukan militer Amerika Serikat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.