Tangerang - Ustaz Yusuf Mansur, sebagai salah satu pihak pemegang saham pada Perusahaan Uang milik BUMN yakni Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) menggambarkan sedikit analisanya tentang merger dari tiga bank syariah Himbara.
Menurutnya, alasan BUMN menggabungkan tiga Bank Syariah menjadi satu merupakan suatu langkah yang amat positif. Alasannya, untuk melawan raksasa ekonomi, maka diperlukan lahirnya satu raksasa baru, Yaitu dengan merger.
Pendiri pesantren Darul Qur'an ini juga menyebut agar Kementrian BUMN sebagai inisiator penggabungan tiga perbankan Syariah dapat mengatur regulasinya dengan baik.
"Sebab kan ini terkait dengan regulasi yg baru, asli, ini butuh kepemimpinan Erick Tohir dan kawan-kawan terkait yang menyederhanakan tiga bank syariah tersebut. Biar juga ga ada masalah hukum di kemudian hari," katanya saat dihubungi Tagar, 14 Oktober 2020.
Yusuf Mansur menganalisa bahwa kedua Bank Syariah dari Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BNI (BBNI) itu belum Go Public, kecuali induknya.
"Kedua Bank itu akan dilebur ke BRIS," tutur Yusuf Mansur dalam Instagramnya.
Mengintip teori Text Book Intermediate Accounting, YM membeberkan, nantinya akan terjadi share swap antara BMRI dan BBNI sebagai 2 anak perusahaan Bank Syariah yang menyerahkan 100 persen sahamnya kepada BRIS. Kemudian berlaku sebaliknya, sebagai bentuk kompensasi, BMRI dan BBNI akan mendapat sebagian saham dari BRIS.
"Untuk itu, paling mungkin BRIS mengeluarkan saham baru dari portepel yang akan diserahkan ke BBNI dan BMRI. Intinya, saham BRIS yang beredar akan makin banyak," bebernya.
Setelah didapat valuasi, maka barulah share swap terjadi. Kalau diibaratkan seperti tukar guling tanah
Sebagai Pemegang saham BRIS saat ini, YM mengatakan bahwa sahamnya akan terdilusi, termasuk juga dengan persentasenya. Namun jumlah saham yang dipegangnya tetap sama. Kuncinya, kata dia, semua ada pada Valuasi. Ada berapa perlembar sahamnya dari Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah dan BRI Syariah.
"Setelah didapat valuasi, maka barulah share swap terjadi. Kalau diibaratkan seperti tukar guling tanah," katanya.
Untuk metode valuasi sebenarnya ada berbagai macam. Namun dengan menganggap Net Asset Value (NAV) per lembar saham, menurut Yusuf Mansur adalah cara yang cukup fair.
YM menjelaskan, Meskipun secara persentase terdilusi, namun jumlah sahamnya tetap. Ia memprediksi, NAV BRIS tidak akan melonjak sendirian, karena jelas akan merugikan BBNI dan BMRI di mana ada saham publiknya.
"Tetapi kenaikan saham BRIS masih ada karena potensi pertumbuhan bisnis ke depannya makin kuat," kata Yusuf Mansur. []
Baca juga:
- Mengenal Ikan Aligator, Piaraan Ustaz Yusuf Mansur
- Yusuf Mansur: Idul Adha, Saat Kepedulian Umat Islam Diuji
- Refleksi Idul Adha Menurut Ustaz Yusuf Mansur