Ambisi Anak Amien Rais Pimpin Sleman

Ahmad Mumtaz Rais memastikan maju dalam Pilkada Sleman 2020 mendatang. Dia mengaku optimistis mendapat rekomendasi dari DPP PAN untuk berkompetisi.
Ahmad Mumtaz Rais putra ketiga Amien Rais. (Foto: Instagram/@mumtaz.futri)

Sleman - Ahmad Mumtaz Rais, anak dari Amien Rais memastikan dirinya akan tetap mendaftar melalui DPD PAN Kabupaten Sleman. Dia mengaku sudah mendapat rekomendasi dari pengurus pusat atau DPP PAN dalam persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 Kabupaten Sleman nanti. 

Mumtaz juga mengaku akan siap menjadi calon wakil bupati (cawabup) jika pasangan koalisinya mempunyai dukungan kursi legislatif lebih banyak dibandingkan yang dimiliki PAN.

Menantu Ketua Umum DPP PAN Zukifli Hasan ini mengaku memang telah menerima surat rekomendasi dari DPP PAN untuk maju sebagai calon kepala daerah di Pilkada Sleman. Sedangkan di tingkat DPD PAN Kabupaten Sleman sendiri, mekanismenya juga akan diikutinya yakni dalam tahap penjaringan kader. "Saya nanti pasti mendaftar," katanya saat dihubungi melalui telepon pada Selasa 24 Desember 2019 sore.

Mumtaz mengatakan PAN saat ini yang mempunyai 6 kursi keterwakilannya di DPRD Kabupaten Sleman. Jika memang akan mengusung calon bupati, harus yang sudah teruji calonnya. Sebab sudah lebih dari dua periode, PAN memimpin Sleman.

"PAN sudah 2,5 periode jadi bupati. Kalau ada yang mau maju sebagai calon bupati dari PAN itu harus yang berkaliber karena untuk menjaga marwah PAN di Sleman. Mungkin yang ditunjuk (DPP) saya karena saya mantan DPR RI dan ketua DPP PAN," katanya.

Pria yang gagal melenggang ke Senayan dari Dapil 6 Jawa Tengah ini menyebut jika yang diusung PAN merupakan calon yang kurang kompeten maka akan berbahaya. Bisa menjatuhkan marwah PAN. "Kalau yang medioker itu bahaya. Karena belum terkenal, rekam jejak belum diketahui, mungkin nanti justru menjadi kurang baik untuk PAN. Sleman saatnya yang muda, itulah yang membawa warna baru di Sleman," ucapnya.

Kalau ada yang mau maju sebagai calon bupati dari PAN itu harus yang berkaliber karena untuk menjaga marwah PAN di Sleman. Mungkin yang ditunjuk (DPP) saya karena saya mantan DPR RI dan ketua DPP PAN.

Kendati demikian, pria yang menjabat sebagai ketua DPP PAN Badan Koordinasi Antar Lembaga siap diusung menjadi calon wakil bupati jika PDI Perjuangan berkenan untuk berkoalisi dengan PAN. Sebab PDI Perjuangan mempunyai keterwakilan kursi terbanyak di DPRD Sleman, yakni 15 orang.

"Saya akan langsung mengiyakan jika yang mengajak PDI Perjuangan, karena PDI Perjuangan 15 kursi, jadi tidak masalah saya jadi Sleman dua (cawabup) seandainya PDI Perjuangan meminang saya. Tetapi kalau jika bukan PDI Perjuangan, mari kita bicarakan lebih lanjut," kata dia.

Mumtaz juga berkenan menjadi cawabup berpasangan dengan tokoh petahana, Sri Muslimatun. Asalkan Sri Muslimatun bisa memastikan didukung oleh Golkar dan PPP.

Sri Muslimatun yang merupakan kader Nasdem, partainya hanya mempunyai 3 kursi legislatif. Sedangkan Golkar memiliki 5 kursi dan PPP ada 3 kursi di DPRD Sleman.

"Cuma masalahnya bu Muslimatun itu belum pernah memperlihatkan secara kasat mata kepada saya surat rekomendasi (diusung Golkar dan PPP). Kalau saya jelas ada surat rekomendasinya (dari DPP PAN). Bu Mus (Muslimatun) hanya mengatakan akan direkom, tapi itu baru keyakinan sepihak," paparnya.

Ketua DPD PAN Kabupaten Sleman, Sadar Narima mengatakan di internal partainya saat ini masih dalam tahap penjaringan kader. Dari tingkat di bawahnya, ada 11 nama yang diusulkan. Semuanya pun telah diberikan formulir pendafataran calon dan masih menunggu proses pengembaliannya. "Sebelas nama itu salah satunya Mas Mumtaz," ucapnya.

Sadar Narima mengatakan setelah menerima pengembalian formulir, pihaknya akan memusyawarahkan. Untuk dimintakan surat rekomendasi di tingkat DPP.

Terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sleman Kuswanto mengatakan pihaknya saat ini pun masih menunggu turunnya surat rekomendasi dari DPP mengenai siapa yang akan diusung dalam Pilkada. "Pendaftaran calon saat ini juga diperpanjang. Saat ini tingkat DPD juga membuka pendaftaran, dan itu boleh-boleh saja," katanya.

Terkait Mumtaz Rais yang bersedia menjadi cawabup jika partainya berkoalisi dengan PAN, Kuswanto menyebut masih belum bisa memastikannya. Sebab keputusan internal partai harus diambil dengan musyawarah bersama pengurus tingkat di atasnya. 

"Itu sebagai bahan masukan saya. Tapi untuk memutuskannya kan harus dimusyawarahkan dengan DPD. Namanya politik, bisa saja terjadi (termasuk koalisi dengan PAN). Politik setiap saat berubah," ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Tanpa PDIP, 7 Parpol Koalisi di Pilkada Sleman
Tujuh parpol berkoalisi di Pilkada Sleman. Di DPRD Sleman mereka meraih 29 dari 50 kursi. Tanpa PDIP dan Gerindra di koalisi itu.
Maju Pilkada Pessel, Faldo Maldini Daftar Demokrat
Politisi muda Faldo Maldini mendaftar sebagai bakal calon bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, ke Partai Demokrat.
Pilkada Surabaya, Nawardi Janji Rp 200 Juta Per RT
Pilkada Surabaya 2020 kurang 9 bulan lagi. Cak Nawardi tancap gas tebar janji jika terpilih sebagai Wali Kota Surabaya