Alue Dohong: 72 Persen Masyarakat Tak Peduli Sampah

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong hadir dalam Hari Peduli Sampah Nasional di kawasan Danau Toba.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong (kanan) pada Hari Peduli Sampah Naaional (HPSN), Sabtu, 29 Februari 2020 di Doloksanggul, Humbahas, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Humbahas - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong hadir dalam Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di kawasan Danau Toba, persisnya di Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara, Sabtu 29 Februari 2020.

Dohong mengatakan, sampah saat ini sudah menjadi isu global yang perlu mendapat perhatian semua pihak, baik pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas lingkungan, maupun masyarakat secara umum.

"Semua bersinergi untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan dan mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik," katanya, di Doloksanggul, Kabupaten Humbahas.

Dohong menyebut, persoalaan sampah bukan hanya sebatas business as usual saja, namun perlu effort dan kebijakan luar biasa. Mengingat sekitar 67,8 juta ton sampah dihasilkan pada 2020.

Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan gaya hidup yang semakin kompleks dan praktis.

Sebagai contoh, diperkirakan pada 2050 komposisi sampah plastik akan lebih bertambah dua kali lipat menjadi 35 persen dari total timbulan sampah, jika tidak dapat mengatasi permasalahan sampah dengan serius.

Persoalan lain yang tidak kalah pentingnya adalah rendahnya tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sampah.

Berdasarkan hasil laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup (IPKLH) yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia tidak peduli sampah.

"Sebagai contoh, alokasi rata-rata anggaran pengelolaan sampah di daerah hanya 0,07 persen dari total APBD. Masih jauh dari persentase alokasi yang cukup memadai sebesar 3-4 persen dari total APBD," katanya.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah pusat mengatasi permasalahan sampah. Akhir 2019 pemerintah baru saja mengeluarkan peraturan menteri tentang peta jalan, di mana dalam peraturan tersebut mendorong produsen untuk dapat menyusun rencana pengelolaan sampah dan menghasilkan produk ramah lingkungan.

"Hal ini penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat, khususnya kaum milenial dalam bijak menggunakan plastik," ungkapnya.

Perilaku hidup bersih dalam bijak mengelola sampah terus dilakukan dan menjadi kebiasaan serta budaya yang baru di masyarakat

Selain itu, jika melihat perkembangan partisipasi publik, komunitas masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan sampah kian meningkat.

"Pada 2015 kelompok atau komunitas yang terlibat baru 1.100 di 18 kabupaten kota, dan pada 2019 telah mencapai 5.440 komunitas yang melibatkan 9,5 juta masyarakat di 186 kabupaten kota," sebutnya.

Menurut Dohong, 21 provinsi dan 353 kabupaten kota telah menetapkan dokumen kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah.

Hal ini merupakan acuan dasar dalam pencapaian Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, untuk mewujudkan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2025.

Walaupun tantangan pengelolaan sampah yang dihadapi sangat berat, namun jika masing-masing berperan, bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi, dia optimis dapat menyelesaikan permasalahan sampah dan mampu mencapai target ambisius yaitu 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan sampah.

Dari aspek peningkatan kapasitas pengelolaan sampah, pihaknya telah mengeluarkan tiga skema subsidi yang berbeda, yaitu dana alokasi khusus (DAK), dana insentif daerah (DID), dan bantuan biaya layanan pengolahan sampah (BLPS).

Dalam kesempatan itu, dia bergembira karena rangkaian pelaksanaan peringatan HPSN di kawasan Danau Toba mendapat respons sangat positif di masyarakat, terlihat dari banyaknya peserta yang hadir dalam kegiatan edukasi pengelolaan sampah.

"Saya berharap jangan sampai berhenti sampai di sini, namun perilaku hidup bersih dalam bijak mengelola sampah terus dilakukan dan menjadi kebiasaan serta budaya yang baru di masyarakat," katanya.

Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor, menyambut baik bantuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menyediakan berbagai fasilitas pendukung pengolahan sampah.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pengolahan sampah, di sekitar Danau Toba terutama di Kecamatan Baktiraja," kata Dosmar.

Dia mengatakan, dengan terlaksananya HPSN 2020 di kawasan Danau Toba menjadi momen untuk lebih peduli terhadap sampah dan menjadikan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang bersih dan bebas dari sampah.

Kepada Menteri Lingkungan Hidup, Dosmar meminta agar menyediakan infrastruktur pengolahan sampah, berupa kapal pengangkut sampah di perairan Danau Toba, mobil compactor sampah, mobil penyedot debu, buldozer, truk arm roll, dump truk, dan truk sampah. []

Berita terkait
Setiap Hari Subulussalam Aceh Hasilkan 45 Ton Sampah
Setiap hari Kota Subulussalam, Aceh angkut 45 ton sampah.
Sampah Popok Ancaman bagi Warga Jawa Timur
Berdasarkan data BPS Jawa Timur, setidaknya ada 3,2 juta sampah popok yang dihasilkan 800 ribu bayi.
Gara-gara Sampah, Pondok Suluk Terbakar di Aceh
Pondok tempat persulukan Raudhatul Salihin yang berada di Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, ludes terbakar.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.