Sampah Popok Ancaman bagi Warga Jawa Timur

Berdasarkan data BPS Jawa Timur, setidaknya ada 3,2 juta sampah popok yang dihasilkan 800 ribu bayi.
Ilustrasi sampah popok. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Sampah popok sampai saat ini masih menjadi momok di Indonesia, khususnya Jawa Timur (Jatim). Bagaimana tidak, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada tahun 2019 menunjukkan kurang lebih ada sekitar 3,2 juta yang popok digunakan setiap hari dan terbuang sia-sia.

Data tersebut diketahui dengan melihat dari adanya 800.000 bayi dengan umur 0 hingga 3 tahun di Jatim. Kemudian, setidaknya kurang lebih setiap bayi tersebut rata-rata memakai 4 popok dalam seharinya.

Kita ada program strategi pengurangan sampah (popok) dengan membiasakan habbit.

Oleh sebab itu, beragam cara coba dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk menanggulanginya. Baik dengan sampah popok yang masih dibuang di sungai ataupun yang sudah diletakkan di bank sampah di beberapa daerah.

Salah satunya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov Jatim akan gencar menggalakkan budaya penggunaan popok berbahan kain kepada masyarakat dan meminta meminimalisir penggunaan popok sekali pakai.

”Kita ada program strategi pengurangan sampah (popok) dengan membiasakan habbit. Yaitu memakai diapers dari kain yang ramah lingkungan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Timur, Diah Susilowati di Malang pada Selasa 25 Februari 2020.

Dijelaskannya bawah dia meminta ibu-ibu rumah tangga yang memiliki agar merubah kebiasaan setiap harinya. Misalnya, ketika berada di rumah bisa menggunakan diapers atau popok kain. Sedangkan, jika bepergian bisa menggunakan diapers dari industri.

”Paling tidak, kita mencoba mengurangilah pemakaiannya. Meskipun, labelnya (popok industri) saat ini juga sudah eco lingkungan,” kata Diah.

Tidak hanya popok, saat ini pihaknya mengaku sedang gencar menggalakkan program pengurangan semua jenis sampah di Jawa Timur. Hal itu karena sampah di Jatim masih terbilang banyak dengan 17.000 ton setiap harinya.

”Tidak hanya pampers saja. Sampah itu banyak macamnya. Plastik, ada sampah organik dan rumah tangga. Makanya, kita budayakan dengan daur ulang ini,” ucapnya.

Daur ulang tersebut dikatakannya bisa menjadikan sampah sumber kreatifitas seperti pot bunga, pupuk atau lain sebagainya. Apalagi, adanya hal itu menurutnya mengandung segi ekonomis yang menguntungkan.

”Karena itu (daur ulang sampah) nmemiliki nilai ekonomis. Dengan adanya bank sampah yang jumlahnya sekitar 4.000. Kita akan coba tingkatkan budaya daur ulang itu,” kata dia.

Sementara itu, dari total sampah di Jatim yang ada saat ini. Diah mengklaim bahwa kurang lebih sebanyak 60 persennya sudah bisa terolah di beberapa daerah.

Dia mencontohkan seperti di Mojokerto, Jawa Timur yang memiliki inovasi daur ulang sampah dengan cara merubahnya dari PR (Pekerjaan Rumah) menjadi RP (Rupiah). Kemudian, Demokrasi menjadi Demokreasi.

”Dari total sampah di Jatim itu. Saat ini yang terolah sudah 60 persen. Makanya, harapan ke depan kami ini (daur ulang) bisa terus dilakukan. Kalau Indonesia bersih, tentu Indonesia maju,” tuturnya. []

Berita terkait
Satgas Antimafia Bola Awasi Lima Klub di Jawa Timur
Satgas Antimafia Bola Polda jawa Timur akan memantau seluruh pertandingan lima klub yang bermarkas di Jawa Timur.
Khofifah Sebut 365 Desa di Jatim Kategori Tertinggal
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut dari 365 desa tertinggal, ada dua desa di Sidoarjo dan Bondowoso masuk kategori sangat tertinggal.
Waspada Info Hoaks Penculikan Anak di Surabaya
Polrestabes Surabaya mengonfirmasi jika sampai saat ini belum ada kasus penculikan anak di Surabaya dan meminta warga untuk menyaring informasi.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.