Jepara - Sejumlah peralatan deteksi bencana di Jepara, Jawa Tengah diketahui tak berfungsi maksimal. Di antaranya alat yang dipasang di Desa Tempur, Kecamatan Keling.
Padahal wilayah tersebut mendapat perhatian serius dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) lantaran rawan longsor. Di desa yang terletak di kaki gunung Muria itu, hampir setiap musim hujan pasti terjadi bencana tanah gerak.
BPBD Jepara bersama tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pemprov Jawa Tengah telah memasang empat pendeteksi dini bencana di Desa Tempur. Yakni, tiga detektor tanah gerak dan satu detektor hujan.
Namun sayang, ketika dicek ulang pada Selasa sore, 24 Desember 2019, peralatan tersebut ada yang tak berfungsi normal. Satu di antaranya alat pendeteksi tanah gerak atau ekstensometer di Dukuh Kemiren.
Kami harap pihak desa juga ikut merawat alat tersebut.
Hasil pengecekan, wujud alat yang dipasang pertengahan tahun 2019 tampak bagus. Setelah pemicu dicoba, suara sirine sangat lemah meski baterai menunjukan 12 ampere. Selain itu, dari kotak peralatan muncul banyak semut.
Petugas BPBD Jepara, Zainudin menyebut peralatan tersebut memerlukan perhatian dan perawatan berkala.
"Kami harap pihak desa juga ikut merawat alat tersebut. Lantaran, setelah dipasang telah diserahterimakan kepada pemerintah desa. Tadi kami sudah meminta agar dibersihkan dari semut," jelas dia.
Zainudin menyatakan jika dalam keadaan normal, ekstensometer akan berbunyi keras ketika ada pergerakan tanah. Suara akan mengingatkan masyarakat di bawahnya untuk segera menghindar.
Ketua DPRD Jepara Imam Zusdi Ghazali ikut dalam pengecekan tersebut. Ia pun mengimbau Pemkab Jepara memperhatikan hal itu. Karena pada Bulan Januari curah hujan diprediksi meningkat.
"Seperti yang saya dengarkan tadi, suaranya tidak terdengar dalam radius 20 meter. Maka kami minta agar pemerintah memberi perhatian, segera. Ini sangat mendesak," kata dia.
Imam juga menyatakan alat tersebut seharusnya juga dipasang pada desa lain, seperti Desa Tanjung, Bungo, Dudakawu dan Kunir. Sebab desa-desa tersebut juga rentan akan longsor.
Perlu diketahui, di awal tahun 2019 longsor mendera kawasan Desa Tempur. Pada bencana tanah gerak itu, akses menuju Dukuh Duplak tertutup material longsor. Akibatnya, akses lalu lintas warga sempat terputus. []
Baca juga:
- 1.752 Desa di Jateng Rawan Tanah Longsor
- Aula SMKN Roboh di Sragen, Ganjar: Itu Bencana
- Angin Kencang Terjang Tegal, Kantor PMI Rusak