Alasan Siswi SMP di Pangkep Rekayasa Penculikan

Pelajar SMP berumur 12 tahun di Kabupaten Pangkep, telah merekayasa penculikan terhadap dirinya ternyata karena sakit hati. Ini penjelasannya.
Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji bersama Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo saat konfrensi pers di Mako Polda Sulsel, Senin 9 Maret 2020. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto).

Pangkep - RM, pelajar SMP berumur 12 tahun di Kabupaten Pangkep, telah merekayasa penculikan terhadap dirinya ternyata karena sakit hati. Bocah ini sakit hati karena tidak dibelikan sepatu baru hingga diminta pergi dari rumah.

Penculikan ini hanyalah rekayasa. Anak ini takut pulang kerumahnya karena mempunyai kesalahan dan juga ia sakit hati.

Menuru Kapolres Pangkep, AKBP Ibrahim Aji, adanya laporan dugaan penculikan anak ini, pihaknya langsung melakukan penyelidikan. Hasilnya, penculikan ini ternyata hanyalah sebuah rekayasa anak tersebut, karena ia takut pulang kerumahnya dan juga kecewa kepada kedua orang tuanya.

"Penculikan ini hanyalah rekayasa. Anak ini takut pulang kerumahnya karena mempunyai kesalahan dan juga ia sakit hati, seakan tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya," kata Ibrahim Aji saat konfrensi pers di Mako Polda Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin 9 Maret 2020.

Ibrahim menjelaskan, drama penculikan anak yang dilakukan RM bermula ketika bertemu dengan adiknya, bahwa dia akan dimarahi oleh orang tuanya karena sandal ibunya hilang.

Merasa bersalah, RM kemudian mencari sendal itu ke persawahan, tapi tak kunjung ditemukan. RM pun berinisatif kembali ke rumahnya lagi, dan ternyata sandal itu tidak hilang, melainkan ada di rak sepatu.

Karena merasa dipermainkan, RM merasa kesal, ia pun sedikit kecewa terhadap orang tuanya, karena sebelumnya dia sempat minta dibelikan sepatu baru tapi tak dibelikan. Melihat RM ngambek, lagi-lagi datang kakaknya dan minta agar RM pergi saja dari rumah.

"Setelah mendengar perkataan kakaknya, RM semakin sakit hati dan ngambek. Dia juga kecewa karena tidak dibelikan sepatu. Sehingga pada saat itu, RM pergi ke gudang tantenya untuk menenangkan diri, tapi ia malah tertidur hingga ia dianggap hilang sama orang tuanya," beber Ibrahim.

Jelang Magrib, RM terbangun dari tidurnya, dia kembali mengingat semua hal-hal sedih yang menimpa dirinya. Kemudian, ia pun terinspirasi dengan salah satu film yang kerap di nontonnya, sehingga ia mulai merencanakan penculikan ini.

"Awalnya, dia minum obat dua biji (parecetamol dan antalgin) dengan maksud agar sakit dan mendapat perhatian nantinya. Kemudian, RM kembali mencari tali, kemudian mengikat tangannya agar seolah-olah disekap dan diculik," jelasnya.

Tak lama kemudian, RM didapati oleh Tompo (pemilik rumah) dan kaget melihat RM tengah menangis serta kedua tangannya ini terikat tali nilon. Daeng Tompo sempat menanyakan apa yang terjadi, tapi RM hanya terus menangis.

Saya selaku orang tua sangat menyesali dan memohon maaf kepada pihak kepolisian, TNI dan seluruh masyarakat, khusunya di Pangkep.

"Karena terus menangis, Daeng Tompo kemudian membawa RM ke rumahnya, kebetulan hanya berdampingan rumah. Dirumahnya itulah, pengikat tali dilepas, dan RM mulai mengarang cerita jika ia telah diculik tiga orang bertopeng dan sempat dibawa menggunakan mobil, akan tetapi berhasil kabur," terangnya.

Orang tua RM Minta Maaf

Terpisah, kedua orang tua RM, minta maaf atas ulah anaknya yang sempat membuat heboh Sulsel, khusunya Kabupaten Pangkep. Ia juga sangat menyesali apa yang diperbuat oleh anaknya itu, dia berjanji akan lebih baik lagi memberikan perhatian kepada anaknya itu agar tidak terjadi kejadian serupa dikemudian hari.

Orang Tua yang Mengaku DiculikKedua orang tua RM, minta maaf atas ulah anaknya, Senin 9 Maret 2020. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

"Saya selaku orang tua sangat menyesali dan memohon maaf kepada pihak kepolisian, TNI dan seluruh masyarakat, khusunya di Pangkep yang merasa dibohongi dan tertipu dengan kejadian rekayasa penculikan yang dilakukan oleh anak saya," ujarnya.

Sebelumnya, RM mengaku diculik sekelompok orang tak dikenal (OTK) bertopeng di Kampung Maleleng, Kelurahan Sibatua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Sabtu 7 Maret 2020 sekitar pukul 14.00 WITA. RM kemudian, dibius hingga tak sadarkan diri, dimasukkan ke dalam mobil lalu dibawa pergi.

RM juga mengaku, jika ketika sadar, ia sudah berada dalam mobil dengan kondisi tangan dan kaki terikat tali, bersama tiga orang anak lainnya.

Sekitar pukul 18.30 WITA, RM lagi-lagi mengaku bahwa pada saat itu, tiga pelaku turun dari mobil untuk menculik anak lainnya. Disitulah korban berhasil melarikan diri dengan membuka pintu mobil lalu lompat ke sawah dan kembali pulang ke rumahnya. []

Berita terkait
Penculikan Siswi SMP di Pangkep Hanya Prank
Penculikkan anak SMP di Pangkep Sulsel ternyata hoaks. Polisi sebut pelajar SMP yang diculik hanya mengarang cerita bahwa dia diculik alias prank.
Polisi Gadungan Ditangkap di Pangkep Sulsel
Seorang pria yang mengaku sebagai polisi berpangkat letnan dua dan tugas di Polres Gowa ditangkap di Pangkep.
Orang Tua Siswi Korban Bully di Pangkep Lapor Polisi
Orang tua siswi SMP di Pangkep Sulsel yang dibully teman kelasnya sudah lapor polisi.
0
Pemprov DKI Siap Patungan Bangun Giant Sea Wall
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan siap untuk patungan dengan pemerintah pusat dalam membangun tanggul laut raksasa