Alasan Pulau Galang Jadi Tempat Isolasi Corona

Pulau Galang di Kepulauan Riau dipilih sebagai pusat isolasi penyakit menular termasuk virus corona Covid-19, ini alasannya.
Personel TNI Angkatan Udara dengan menggunakan alat berat menurunkan bahan material yang akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit khusus Corona (COVID-19) dari pesawat Hercules C-130 di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Kamis, 12 Maret 2020. Sejumlah bahan material untuk pembangunan RS Khusus Corona di Pulau Galang yang diangkut pesawat TNI Angkatan Udara Hercules C-130 Skadron 32 Lanud Abdul Rachman Saleh dari Bandara Halim Perdana Kusuma tiba di Bandara Hang Nadim. (Foto: Antara/M N Kanwa)

Jakarta - Pemerintah tengah mengebut pembangunan fasilitas pusat karantina, fasilitas observasi, dan isolasi penyakit menular termasuk virus corona jenis Covid-19 di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Keputusan menghidupkan kembali pulau pengungsi perang Vietnam ini diambil lantaran negara tidak mau mengambil risiko terhadap potensi meluasnya wabah penyakit asal Wuhan, China tersebut.

Presiden Joko Widodo dalam keterangan resmi mengatakan bahwa urgenitas pembangunan fasilitas kesehatan di Pulau Galang menjadi penting lantaran pemerintah merasa perlu memiliki sebuah lokasi observasi khusus yang menunjang dari seluruh aspek persyaratan. Di samping itu, beberapa fasilitas sebenarnya telah tersedia di pulau tersebut. Pemerintah dinilai tinggal melakukan beberapa pembaharuan tertentu sehingga layak dipergunakan kembali.

"Negara kita sangat luas. Saya harapkan pada beberapa titik tertentu kita memiliki (fasilitas isolasi), meskipun pada setiap daerah saat ini kita memiliki 132 rumah sakit yang siap dengan fasilitas isolasi," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 14 Maret 2020.

Pulau GalangPemerintah membangun pusat karantina, fasilitas observasi, dan isolasi penyakit menular di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau bekas penampungan pengungsi Vietnam itu juga terhubung langsung dengan akses transportasi udara dan laut.

Pemerintah menganggarkan dana tak kurang dari Rp 400 miliar guna mencukupi kebutuhan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Pulau Galang. Rencanannya, fasilitas tersebut dapat mulai beroperasi pada akhir Maret 2020.

Nantinya, beberapa gedung yang dibangun maupun dipugar bakal dapat menampung sekitar 900 ranjang pasien. Angka ini dapat bertambah apabila sejumlah aula maupun selasar digunakan sebagai ruang perawatan darurat. Jumlah itu belum termasuk 80 ranjang pada ruang isolasi bertekanan negatif serta 20 ranjang untuk ruang ICU (intensive care unit).

Selain sarana medis, di Pulau Galang juga akan dibuat beberapa fasilitas penunjang, seperti lapangan olahraga, area terbuka hijau, pengolahan limbah padat, serta instalasi irigasi air bersih maupun sanitasi.

Pemerintah menyampaikan beberapa alasan mengapa memilih Pulau Galang sebagai pusat isolasi nasional bagi pasien dengan penyakit menular. Pertama, pulau ini dianggap sebagai lokasi paling edeal karena berada di tengah lautan lepas. Selain itu, telah tersedia pula jaringan infrastruktur dasar seperti listrik dan suplai air bersih. Sehingga, upaya pembangunan Pulau Galang tidak benar-benar dilakukan dari tahap awal.

Kemudian, lokasi obesrvasi juga dapat terhubung langsung dengan bandara Hang Namdim, Batam dengan waktu tempuh yang relatif singkat, yakni 1,5 jam. Lalu, terdapat juga akomodasi perairan berupa pelabuhan di Kawasan Batu Ampar, Batam.

Secara letak geografis, Pulau Galang hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari pulau utama Batam, dan 65 kilometer dari negara tetangga Singapura. Pulau dengan luas wilayah 8.000 hektare itu juga diketahui memiliki 17.000-an penduduk yang menempati areal tertentu. []

Baca juga:

Berita terkait
Susul Jakarta, Depok Liburkan Sekolah Cegah Corona
Menyusul Jakarta, Pemerintah Kota Depok mulai meliburkan kegiatan belajar mengajar di seluruh sekolah.
Metode Kuliah Daring Solusi Cegah Corona di Jatim
Sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur akan menerapkan pelaksanaan metode kuliah daring sebagai pencegahaan pandemi virus corona.
Budi Karya Sumadi Positif Virus Corona Nomor 76
Sekretaris Negara memastikan kabar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi positif terinfeksi virus corona sebagai pasien nomor 76.