Alasan PSI Tuding Relawan Anies Ikut Gebukin Ade Armando

Pengamat Politik, Ujang Komaruddin menilai PSI ingin memvisualkan Gubernur DKI Anies Baswedan dan pendukungnya sebagai kelompok yang intoleran.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie. (Foto: Tagar/PSI)

TAGAR.id, Jakarta - Pengamat Politik, Ujang Komaruddin menilai Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ingin memvisualkan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan pendukungnya sebagai kelompok yang intoleran dan pro kekerasan.

Hal ini disampaikan ujang menanggapi ucapan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie yang menyebut relawan Anies Baswedan yang berasal dari bekas loyalis organisasi terlarang macam FPI dan HTI terlibat bahkan merencanakan pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando.

Ujang menilai pernyataan dari Grace itu mengindikasikan jika partai besutan Giring Ganesha itu punya dendam politik kepada Anies Baswedan, karena mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017 silam. Ketika itu PSI menjadi salah satu parpol yang menjagokan Ahok.


Pertarungan ide dan gagasan itu tidak masalah asal yang intelektual. Sehingga apa yang diperbuat tidak mendiskreditkan orang, tidak menggiring opini sesat.


"Mungkin saja arahnya kesana, mencitrakan seolah Anies Baswedan dan pendukungnya pro kekerasan. Karena bisa jadi PSI punya dendam politik pada Anies ketika pilkada DKI, Ahok sebagai teman karier PSI kalah oleh Anies," katanya kepada Populis.id dikutip, Senin, 18 April 2022.

Pernyataan PSI yang memojokan Anies Baswedan bukan baru kali ini saja, sebelum-sebelumnya parpol ini juga sering menyerang Anies Bahan ketum PSI Giring Ganesha pernah mengatakan Anies Gubernur terbodoh yang tak pantas maju Pilpres 2024.

"Saya melihat PSI ini bagian dari manas-manasin situasi saja,” tegas Ujang.

Ia menegaskan bahwa elit politik tidak boleh asal menuduh karena, harus menjunjung nilai kebenaran, keadilan. Kalau itu yang dikembangkan, yaitu menggiring bahwa Anies dan kelompoknya pro kekerasan, ini tuduhan berbahaya.

"Kalau semua dihubung-hubungkan susah juga. Dalam kasus Fadli Zon yang dituduh teroris, kemudian ada ustaz yang terduga teroris kemudian pernah bertemu presiden. Tidak bisa semua hal dihubungkan," ucapnya.

Menurutnya, dengan tingkah politisi yang demikian, bangsa ini setiap hari hanya meributkan hal-hal yang tidak substantif. Kita ingin, kata dia, menjaga bangsa dengan kondusifitas.

"Pertarungan ide dan gagasan itu tidak masalah asal yang intelektual. Sehingga apa yang diperbuat tidak mendiskreditkan orang, tidak menggiring opini sesat. Akan berbahaya kalau politisi sibuk membuat statement yang tak bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Soal siapa pelaku, provokator, siapa yang terkait kasus Ade Armando menurut Ujang bukan domain politisi. Ini jelas-jelas yurisdiksi kepolisian, jadi orang politik lebih baik berlepas diri.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mencurigai pelaku pengeroyok pegiat media sosial Ade Armando adalah relawan dan pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka kata Grace berasal dari kelompok dan organisasi terlarang di Indonesia seperti Front Pembela Islam dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Berita terkait
UGM Garap Karna Wijaya Terkait Ujaran Kebencian kepada Ade Armando
UGM akan memanggil dosen Karna Wijaya, terkait dugaan ujaran kebencian kepada Ade Armando yang dikeroyok di aksi 11 April 2022.
UGM Akan Periksa Dosen yang Diduga Lakukan Ujaran Kebencian Terhadap Ade Armando
Universitas Gadjah Mada (UGM) merespons kasus yang menimpa salah satu dosennya berkaitan dengan peristiwa Ade Armando.
Denny Siregar Sebut Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Pendukung Rizieq Shihab
Pegiat media sosial Denny Siregar mengungkapkan bahwa para pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando adalah pendukung Rizieq Shihab.