Kudus - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Ahmad Hamdani, meminta masyarakat tidak membesar-besarkan peristiwa penolakan terhadap kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS) di beberapa tempat termasuk Kudus.
Ahmad Hamdani menduga pihak yang menolak kehadiran UAS karena menganggap ada kaitan antara UAS dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang pernah mengundangnya untuk berceramah.
Terkait hal itu, kata Hamdani, "Sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan dan bisa dilihat di YouTube," ujarnya seperti diberitakan Antara, Jumat, 11 Oktober 2019.
Tentang kontroversi UAS, Hamdani megatakan perbedaan pendapat tentu wajar saja. Jika dari penganut salafi tidak sependapat tentu hal biasa karena memang perbedaan ijtihad dan cara pandang.
"Karena bagi saya merupakan hal wajar, tentunya tidak perlu dibesar-besarkan," ujar Hamdani.
Tidak perlu dibesar-besarkan.
Ia mencontohkan ketika UAS mengkritik film The Santri, tentu hal wajar karena menurut dia memang ada adegan yang tidak sesuai.
"Saya pikir itu hak masing-masing dan tidak harus dibesar-besarkan dan dikaitkan-kaitkan dengan hal yang lain-lain, kemudian ada penolakan-penolakan di sana sini dengan UAS. Jangan sampai lah seperti itu," tutur Hamdani.
Ia meminta masyarakat tidak membesar-besarkan perbedaan yang tidak prinsip demi menjaga ukuwah Islamiyah.
Ketua MUI Kabupaten Kudus Ahmad Hamdani menyampaikan hal tersebut, saat diminta tanggapan wartawan, berkaitan pembatalan tablig akbar UAS di Pondok Pesantren Anak Berkebutuhan Khusus Al Achsaniyyah Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
Hamdani mengharapkan masyarakat Kudus tetap menjaga situasi wilayah tetap kondusif.
Tentang kunjungan UAS ke Kudus, kata Hamdani, secara resmi tidak ada penolakan dari organisasi masyarakat seperti NU.
"Saya sudah menelepon dan memang tidak ada penolakan. Hanya saja, kalaupun ada pihak-pihak secara personal menelepon langsung pengasuh Ponpes ABK Al Achsaniyyah bisa juga, namun tidak mengetahui apakah ada yang demikian," ujar Hamdani.
Ia optimistis masyarakat di Kabupaten Kudus cukup kondusif. Perbedaan pendapat seperti itu tidak begitu menjadi masalah besar, berbeda dengan masa-masa lalu, dan sekarang ini mulai cair.
Walaupun tablig akbar dibatalkan, UAS tetap hadir di pondok pesantren tersebut.
"Sebelum saya hadir, saya bilang kepada Kiai Muhammad Faiq Aftoni pengasuh Ponpes Al Achsaniyyah jika kehadiran saya menimbulkan kebaikan akan datang. Sebaliknya, jika memberatkan, tidak akan datang," kata Abdul Somad di Kudus.
UAS mengatakan berpikir positif dan ia juga mengalir seperti air karena kehadirannya memang atas keinginan sendiri. []