Hong Kong - Aktivis dan mantan anggota DPR Budiman Sudjatmiko mengatakan radikalisme tidak dipengaruhi oleh kecerdasan individu dan tingkat pendidikan. Menurut Budiman, buruknya ekonomi bangsa merupakan salah satu pemicu individu untuk mencari sistem negara baru yang mereka anggap bisa memberikan kesejahteraan hidup.
Hal itu disampaikan Budiman dalam acara diskusi memperingati Hari Pahlawan yang diadakan Aliansi Kebangsaan untuk Indonesia (AKU Indonesia) di Hong Kong, Minggu, 17 November 2019. Selain Budiman, narasumber lainnya adalah Sekjen Innovator 4.0 Indonesia, Teddy Tri.
Dalam diskusi yang bertema "Peran Masyarakat Dalam Menanggulangi Radikalisme, Terorisme, Separatisme Ancaman Kesatuan NKRI“ tersebut, Budiman menjelaskan bagaimana pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia melalui inovasi dan teknologi sebagai salah satu tawaran solusi ril dalam menangani radikalisme dan terorisme.
Budiman dan Teddy juga menjelaskan bagaimana Pekerja Migran Indonesia (PMI) bisa berperan serta dalam hal ini dengan cara tetap mencintai desa, berinvestasi di desa serta membangun kemajuan dari desa.
"Bawa kemajuan dan pengetahuan yang didapat di negara penempatan untuk memajukan tempat asal," kata Budiman.
Ia juga menekankan pentingnya terus mengikuti perkembangan teknologi dalam menghadapi geger budaya dan digital literasi khususnya paham radikalisme yang disebarkan secara efektif, intensif, dan membidik melalui teknologi terbaru.
Turut hadir dalam diskusi itu perwakilan KJRI Hong Kong, Erwin Akbar. Ia meminta WNI tetap waspada di tengah situasi Hong Kong saat ini. Ia juga menyarankan agar WNI lebih bijak dalam menggunakan sosmed dan lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Selain itu Erwin meminta WNI untuk segera menghubungi hotline KJRI jika tertimpa masalah.
Acara yang juga bertepatan dengan Anniversary ke-3 Aku Indonesia, Michael Cheng selaku koordinator mengajak hadirin untuk bisa mengingat kembali sejarah awal bangsa. Ia meminta tetap penuh kerukunan di tengah perbedaan, mengingat Indonesia adalah negara yang terbentuk dari beragam suku, ras dan agama dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. []