Ambon - Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Roem Ohaoirait mengatakan, Muhammad Syahrul Wadjo mengaku dipukul satu kali dibagian belakang oleh para penculik. Ohoirat mengatakan, para penculik menggunakan dua mobil saat menculik dan membawa senjata tajam berupa parang.
"Sebelum dilepas, Syahrul juga sempat diberi makan oleh para penculik," ujar Roem, Kamis, 3 Agustus 2020.
Syahrul tidak mengetahui identitas para penculikan, makanya kami masih dalami keterangan dan saksi lainnya.
Roem mengatakan, penculikan terhadap Syahrul masih berkaitan dengan materi demo di kantor Gubernur Maluku.
"Syahrul tidak mengetahui identitas para penculikan, makanya kami masih dalami keterangan dan saksi lainnya," ujarnya.
Saat terjadi penculikan, kata Roem, Syahrul diculik oleh beberapa orang yang mengendarai dua mobil. Meski begitu, dia tidak mengetahui persis jumlah para penculik.
"Tunggu saja hasilnya, karena ini perintah pak Kapolda untuk usut. Bahkan Kapolres sudah diperintahkan langsung untuk kembali ke tempat,"ujarnya.
Personil saat ini diakuinya sedang turun ke lapangan. Syahrul juga sudah dimintai keterangan, dan telah divisum, sesuai dengan protap. Hasilnya akan disampaikan secara transparan.
"Saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh rekan-rekan Polresta, dan sesuai perintah Kapolda dibentuk tim untuk backup Direktorat Reskrimum Polda Maluku,"ungkapnya.
Sebelumnya, Penculikan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Muhammad Syahrul Wadjo, di area kampus Universitas Pattimura Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu 2 September 2020 malam.
Syahrul diculik oleh beberapa pria tak dikenal berbadan kekar dan langsung diseret ke mobil, setelah siangnya menggelar aksi demo di Kantor Gubernur Maluku.
Setelah diculik semalaman, pagi harinya Syahrul telah dilepaskan oleh para penculiknya, di kawasan bundaran Patung Leimena, Poka. []