Aksi WNI Pengebom Gereja di Filipina Diklaim Memberi Contoh Teroris Lokal

Klaim Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano.
Ilustrasi penjinak bom. (Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Manila, (Tagar 2/2/2019) -  Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, mengungkap identitas pelaku pengebom gereja di Provinsi Sulu, Filipina, yang menewaskan 22 orang sementara lebih dari 100 orang luka-luka.

Diklaimnya pelaku bom itu pasangan suami-istri warga negara Indonesia (WNI), Ano mengidentifikasi salah satu pengebom bunuh diri sebagai Abu Huda. Disebutkan Ano bahwa Abu Huda diketahui sudah sejak lama berada di Pronvisi Sulu, Filipina Selatan.

Laporan media lokal Filipina, Inquirer.net, menyebut nama Abu Huda hanyalah salah satu dari sekian banyak nama samaran yang dipakai si pengebom bunuh diri.

Satu pengebom bunuh diri lainnya diidentifikasi otoritas Filipina sebagai istri dari Abu Huda. Namun sayangnya, Ano tidak menyebut lebih lanjut namanya. Hanya disebutkan oleh Ano bahwa wanita yang menjadi pengebom bunuh diri itu baru tiba di Sulu beberapa hari sebelum pengeboman di Our Lady of Mt Carmel Cathedral di Jolo terjadi pada 27 Januari lalu.

"Saya yakin bahwa mereka warga Indonesia," tegas Ano dalam pernyataannya kepada CNN Filipina, dikutip Antara, Sabtu (2/2).

Baca juga: Alasan Menteri Filipina Sebut WNI Pelaku Bom Gereja 22 Orang Tewas

Ditambahkan Ano, pasangan suami-istri asal Indonesia itu menjadi pengebom bunuh diri untuk memberi contoh pada teroris-teroris Filipina lainnya, yang tidak biasa melakukan aksi bom bunuh diri karena 'bertentangan dengan tradisi dan ada istiadat'.

Dalam aksinya, sebut Ano, dua pengebom bunuh diri asal Indonesia itu dibantu teroris-teroris lokal dari kelompok Abu Sayyaf yang bertindak sebagai 'pemandu'. "Mungkin melakukan pengamatan awal sebelum pengeboman," sebutnya.

Ano kemudian menyebut dua nama teroris lokal yang dimaksudnya. Nama pertama adalah Alias Kamah yang disebut sebagai anggota kelompok Ajang Ajang, yang merupakan sub-kelompok Abu Sayyaf. Nama kedua adalah Hatib Hajan Sawadjaan, yang ditunjuk menggantikan pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, yang telah tewas.

Disebutkan Ano bahwa kelompok Ajang Ajang dan Abu Sayyaf telah menyatakan sumpah setia kepada kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Nama gabungan dari kelompok mereka secara umum disebut sebagai 'Dawlah'.

Dua potongan tubuh yang dimaksud Lorenzana terdiri atas sepasang kepala dan dua pasang kaki. Kepala Kepolisian Sulu, Inspektur Senior Pablo Labra II, menyebut belum ada pihak keluarga yang mengklaim potongan-potongan tubuh itu dan tidak ada satupun anggota keluarga korban, baik korban tewas maupun korban luka, yang melaporkan kehilangan potongan tubuh. Ditambahkan juru bicara Vicariate Jolo, Jeff Nadua, bahwa seluruh jemaat gereja yang menjadi korban telah ditemukan.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sebelumnya menyatakan asal kewarganegaraan pengebom bunuh diri di kateral Jolo belum terkonfirmasi. Kemlu juga menyesalkan pernyataan pemerintah Filipina yang menyebut pelaku pengeboman asal Indonesia tanpa verifikasi sebelumnya. Belum ada komentar lanjutan dari pemerintah Filipina terkait tanggapan Kemlu RI itu.

Berita terkait
0
Cara Beli Migor Pakai Aplikasi PeduliLindungi
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi ini sebagai upaya pemerintah mengatasi sengkarut minyak goreng yang terjadi.