Tobasa -Aksi perlawanan masyarakat Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, terhadap Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) mengundang perhatian publik.
Terlebih aksi nekat para omak-omak atau kaum ibu yang sampai membuka baju saat mengadang alat berat yang hendak membuka jalan di areal tanah yang kini dikelola oleh BPODT pada Kamis 12 September 2019 lalu.
Masyarakat yang tidak ingin tanah adatnya direbut tanpa solusi dari pemerintah bersikeras melakukan perlawanan hingga nekat membuka baju.
Salah seorang di antaranya, Rasmi Sinaga, 74 tahun, mengatakan bahwa aksi mereka membuka baju adalah aksi spontan demi memperjuangkan tanah ulayat mereka.
Ini adalah tanah kami, ini adalah sumber kehidupan kami, sumber air kami
"Itu demi perjuangan, karena tanah kami ini," ujarnya yang ditemui, Jumat 13 September 2019 pagi, di sela aksi lanjutan mereka.
Menurut dia, hingga saat ini pemerintah belum kunjung memberi solusi kepada masyarakat Desa Sigapiton.
"Ini adalah tanah kami, ini adalah sumber kehidupan kami, sumber air kami," katanya melanjutkan.
Hingga Jumat pagi, masyarakat masih tetap berkumpul di lokasi untuk mengadang alat berat yang akan melanjutkan pengerjaan jalan sepanjang 1,9 kilometer.
Direktur BPODT Arie Prasetyo yang hadir di lokasi mengatakan bahwa pengerjaan jalan akan tetap dilanjutkan meski mendapat perlawanan dari masyarakat.[]