Aksi Ambil Untung Buat Penutupan IHSG Akhir Pekan Melemah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 20 November 2020 ditutup melemah 0,4 persen ke posisi 5.571,66 poin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Rabu, 21 Oktober 2020 terkoreksi tipis 0,07 persen di posisi 5.096,45 poin. (Foto: Tagar/The Star/Ilustrasi IHSG).

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan akhir pekan tepatnya Jumat, 20 November 2020 melemah dipicu aksi ambil untung oleh para investor. IHSG ditutup melemah 0,4 persen atau 22,4 poin ke posisi 5.571,66.

"Profit taking terjadi setelah euforia penetapan BI 7DRR yang diturunkan sebesar 25 bps demi meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional," kata analis Bina Arhta Sekuritas, M Nafan Aji Gusta, di Jakarta, Jumat, 20 November 2020.

Profit taking terjadi setelah euforia penetapan BI 7DRR yang diturunkan sebesar 25 bps demi meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: IHSG Naik 0,64% Lantaran Aksi Beli Cukup Gede Rp 739 Miliar

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 November 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poins (bps) menjadi 3,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen. 

Selain itu, kata Nafan, aksi ambil untung juga terjadi seiring hasil pengumuman neraca transaksi berjalan (curren account) kuartal III 2020 yang berhasil mengalami surplus sebesar USD 1 miliar dan melampaui ekspektasi pasar.

Dibuka menguat, IHSG naik turun selama sesi pertam perdagangan. Sedangkan, pada sesi kedua, IHSG tetap tidak mampu bangkit dari teritori negatif hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, tiga sektor meningkat, di mana sektor manufaktur naik paling tinggi yakni 0,88 persen, diikuti sektor industri dasar 0,85 persen, dan sektor aneka industri 0,18 persen. Sementara di sisi lain, tujuh sektor terkoreksi yakni sektor pertambangan menjadi paling dalam dengan minus 1,18 persen, sektor konsumer dan sektor properti masing-masing minus 1,09 persen dan minus 0,78 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing (not foreign sell) sebesar Rp 433,69 miliar.

Baca juga: Kuatkan Ekonomi, BI Sebut Digitalisasi Kunci Bangun UMKM

Sebanyak 201 saham naik, 259 saham menurun, dan 161 saham tidak bergerak nilainya. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 24,8 miliar lembar saham senilai Rp 12,27 triliun dengan 1.021.285 kali transaksi.

Sebelumnya, IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Kami, 19 November 2020 menguat 0,65 persen atau 36,54 ke posisi 5.594,05 poin. Aksi beli oleh investor asing (net foreign buy) senilai Rp 329,44 miliar, mampu mengangkat Indeks Saham.

Sebanyak 306 saham naik, 185 saham menurun, dan 210 saham statis. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp13,15 triliun. Volume perdagangan mencapai 19,37 miliar lembar dengan 1.003.438 kali transaksi. []

Berita terkait
IHSG Naik 0,65 Persen karena Sentimen Turunnya BI Rate
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan Kami, 19 November 2020 menguat 0,65 persen ke posisi 5.594,05 poin.
IHSG Naik 0,49 Persen, Saham BCA, BRI dan MDKA Diborong Asing
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada penutupan Rabu, 18 November 2020 naik 0,49 persen di posisi 5.557,51 poin.
Ekonomi Vietnam Menjadi Bintang Asia Selama Pandemi
Vietnam menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mencatat pertumbuhan positif tahun ini ditengah pandemi Covid-19.