Kudus - Air banjir merendam akses jalan di Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah lima hari ini. Akibatnya untuk ke jalan raya, warga harus rela berjalan kaki sejauh satu kilometer.
Khomsiatun, 35 tahun, buruh pabrik di Karangturi mengaku sudah dua hari ini berjalan kaki menerjang banjir sejauh satu kilometer. Jarak tersebut dihitung dari rumahnya menuju Jalan Lingkar Barat Kudus.
"Jarak dari rumah saya ke jalan raya, satu kilometer ada. Kalau jalan yang tergenang banjir sekitar 500 meter," katanya, Sabtu, 12 Desember 2020.
Lebih lanjut, Khosmiatun mengungkapkan alasan memilih jalan kaki ke jalan raya sebab takut motor mati saat digunakan menerjang banjir. Ketinggian air yang mencapai sekitar 40 sentimeter membuat dia berpikir berulang kali untuk menerobos genangan dengan motor.
"Mereka yang berani ya nekat saja menerobos banjir pakai motor. Bagi yang tidak berani seperti kami ya memilih jalan kaki," ucap dia.
Motor kami titipkan di rumah teman di desa sebelah. Masuk gang ini kami lebih memilih jalan kaki.
Rekan Khomsiatun, Mumtamah, 28 tahun mengatakan banjir di Karangturi terus mengalami kenaikan. Dari semula sekitar 5 -10 sentimeter lalu jadi 20 sentimeter dan kini makin dalam, 40 sentimeter.
"Kemarin waktu banjirnya masih rendah, kami berani menerobos banjir pakai motor. Ini banjirnya sudah lumayan tinggi, kami tidak berani. Motor kami titipkan di rumah teman di desa sebelah. Masuk gang ini kami lebih memilih jalan kaki," tuturnya.
Terpisah, Ketua RT 6 RW 3 Dukuh Karangturi, Noto mengatakan banjir ini merupakan bencana tahunan di daerahnya. Sehingga warga sudah terbiasa dengan kondisi semacam ini.
"Permukiman kami aman, tidak ada yang kebanjiran. Banjir hanya merendam jalan akses menuju permukiman kami. Karena jalan ini posisinya lebih rendah dari permukiman kami," jelasnya sembari memantau banjir.
Baca juga:
- Kudus City Walk Kudus Selesai Sebelum 19 Desember
- Tiada Hujan dan Angin, Pohon Roboh Timpa Dua Rumah di Kudus
- Kronologi Rumah Janda Karangsambung Kudus Dibobol Maling
Disinggung mengenai fasilitas kendaraan pengangkut warga dari kawasan permukiman ke jalan raya, Noto menyebut belum ada. Namun jika nanti banjir sudah tergolong parah, biasanya dari pemerintah menerjunkan truk Satpol PP untuk mengangkut anak sekolah maupun warga dari permukiman ke jalan raya atau sebaliknya.
"Kalau banjirnya sudah parah, di atas 50 sentimeter, itu kendaraan warga sudah tidak ada yang berani melintas. Bisanya nanti dari pemerintah ada kendaraan untuk tranasportasi warga," imbuh dia. []