Akhyar Nasution Tak Percaya Diri Tawarkan Perubahan Besar

Skema masa jabatan Wali Kota - Wakil Wali Kota hasil Pilkada 2020 yang singkat membuat Akhyar tak berani menawarkan perubahan besar.
Kegiatan ramah tamah komunitas Kristen dan Katolik dengan Akhyar Nasution - Salman Alfarisi di Kota Medan. (Foto: Tagar/tangkapan layar Facebook)

Medan - Skema masa jabatan Wali Kota - Wakil Wali Kota hasil Pilkada 2020 yang diperkirakan hanya 3,5 tahun, membuat pasangan calon Wali Kota - Wakil Wali Kota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution - Salman Alfarisi, tak berani menawarkan perubahan besar kepada masyarakat.

Sebaliknya, pasangan calon Wali Kota - Wakil Wali Kota nomor urut 2, Bobby Nasution - Aulia Rachman berkeyakinan, mampu menghadirkan pembangunan sesuai harapan warga Kota Medan.

Diketahui, Undang-undang No 10/ 2016 pada Pasal 201 poin 7 menegaskan, jabatan kepala daerah hasil Pilkada 2020 hanya sampai 2024. Sebab, setelah itu akan dilaksanakan pilkada serentak di seluruh Indonesia. Saat ini, secara teknis skema masa jabatan kepala daerah tengah dirampungkan DPR RI.

Akhyar Nasution mengungkapkan problematika skema masa jabatan di hadapan Komunitas Kristen Protestan dan Katolik saat kampanye di Hotel Pardede, Jalan Ir H Juanda Medan pada Sabtu 3 Oktober 2020.

Calon petahana ini mengatakan, masa jabatan kepala daerah terpilih yang hanya 3,5 tahun itu relatif singkat.

"Karena relatif singkat, saya tidak mau berjanji muluk dalam membangun Medan ke depan. Jika ada kandidat lain yang berjanji bisa menyelesaikan permasalahan Kota Medan dalam waktu 3,5 tahun, jelas itu sangat tidak realistis," ujar Akhyar.

Saya berkesimpulan hanya anak muda ini yang mampu mengatasi masalah Kota Medan dalam waktu cepat

Dia mengakui telah menyusun konsep mengatasi masalah transportasi, banjir, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, pelayan publik serta penguatan ekonomi tanpa menjelaskan lebih terperinci.

Bobby NasutionCalon Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Nasution saat mengunjungi warga terimbas banjir baru-baru ini. (Foto: Tagar/Andi Nasution)

Menyoal pernyataan Akhyar Nasution ini, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Indra Fauzan, Senin, 5 Oktober 2020, berpendapat, Akhyar Nasution mengutarakan problematika masa jabatan sebagai bentuk rasa ketidakpercayaan diri.

Namun komunikasinya dia, balik untuk memojokkan tandingannya di pilkada kali ini.

"Masa jabatan yang relatif singkat itu membuat Akhyar Nasution tak percaya diri mampu menghadirkan perubahan di Kota Medan. Masyarakat yang menyimak pernyataan itu, saya rasa sudah cukup cerdas untuk mengetahui latar belakangnya," tegas Indra Fauzan.

Di lain pihak, Ketua Tim Pemenangan Bobby Nasution - Aulia Rachman, H T Milwan mengatakan, Kota Medan saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kapasitas mengkolaborasikan kekuatan skala nasional.

Jika tidak, mustahil rasanya permasalahan akut yang dirasakan warga selama belasan tahun, dapat dituntaskan dalam tempo satu periode masa jabatan kepala daerah.

"Saya sudah mendalami sosok Bobby Nasution, termasuk komitmennya. Saya berkesimpulan hanya anak muda ini yang mampu mengatasi masalah Kota Medan dalam waktu cepat," ujar tokoh karismatik yang pernah dua periode menjabat bupati di Labuhanbatu ini.[]

Berita terkait
Ketua MUI Sumut Doakan Bobby Nasution Menangi Pilkada Medan
Modal berharga didapat Bobby Nasution dalam mengarungi Pilkada Medan. Ia didoakan ulama, Ketua MUI Sumatera Utara (Sumut).
Tengku Zulkarnain Sindir Pemimpin Karbitan di Pilkada Medan
Tengku Zulkarnain dalam tablig akbar menyinggung Pilkada Medan. Mengumpamakan, memilih pisang yang masak di pohon, bukan dikarbit.
Hinca Pandjaitan Ingatkan Polri Netral dalam Pilkada Medan
Anggota Komisi III DPR RI Hinca IP Pandjaitan meminta agar aparat polri netral dalam pelaksanaan Pilkada Kota Medan.