Akhir 2019 BI Pastikan Inflasi Jakarta Terkendali

Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta memastikan tingkat inflasi di wilayah ibu kota terkendali pada sasaran inflasi nasional 3,5 persen.
Ilustrasi inflasi. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta - Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta memastikan tingkat inflasi di wilayah ibu kota terkendali pada sasaran inflasi nasional 3,5 persen plus minus satu persen hingga akhir 2019. Komitmen tersebut hasil dari rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.

Seperti dilansir dari Antara, Kamis, 28 November 2019, Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta mengatakan pengendalian inflasi di ibu kota terus dilakukan terutama jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Caranya melalui penyiagaan pasokan maupun komoditas pangan seperti beras, daging ayam ras, telur, minyak goreng, bawang putih, cabai, dan bahan makanan lainnya.

Untuk pasokan LPG 3 kilogram ditangani oleh Pertamina. Mereka berkomitmen melakukan penambahan sebanyak 50 persen sampai Desember 2019, meski pasokan masih aman karena penggunaan baru terpakai 83 persen dari kapasitas tersedia.

Kemudian untuk pasokan bahan pangan ditangani oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. Pasokan bahan pangan antara lain daging ayam ras oleh Dharma Jaya hasil kerja sama Pasar Jaya dengan Kementan (Toko Tani Indonesia), untuk pasokan bawang merah disediakan Bulog (Rumah Pangan Kita), dan optimalisasi pasokan cabai merah di pasar Kramat Jati di sediakan oleh mesin Controlled Atmosphere Storage.

Berdasarkan data, saat ini kebutuhan minyak goreng di Jakarta untuk Natal dan Tahun mencapai 8.093 ton atau naik 0,5 persen dari kebutuhan bulan normal 7.707 ton dan kebutuhan bawang merah mencapai 3.340 ton atau naik 0,5 persen dari kebutuhan normal 3.180 ton.

Kebutuhan cabai merah mencapai 2.581 ton atau naik 0,49 persen dari kebutuhan normal 2.459 ton dan kebutuhan bawang putih mencapai 2.970 ton atau naik 0,1 persen dari kebutuhan normal 2.700 ton.

Kebutuhan beras mencapai 83.191 ton atau naik lima persen dari kebutuhan normal 79.229 ton dan kebutuhan gula mencapai 6.997 ton atau naik 5,01 persen dari kebutuhan normal 6.663 ton.

Kebutuhan daging sapi mencapai 6.916 ton atau naik 5,02 persen dari kebutuhan normal 6.916 ton, kebutuhan daging ayam mencapai 11.966 ton atau naik 5,01 persen dari kebutuhan normal 11.395 ton dan kebutuhan telur ayam mencapai 9.015 ton atau naik lima persen dari kebutuhan normal 8.585 ton.

Dalam kesempatan ini, TPID ikut menghimbau kepada masyarakat agar tetap berbelanja dengan bijak sesuai dengan kewajaran dalam menghadapi libur akhir tahun. []

Berita terkait
Pangkas Subsidi Dorong Inflasi dan Gerus Daya Beli
Kebijakan pemerintah memangkas subsidi energi dinilai akan mendorong inflasi dan menggerus daya beli masyarakat
Demo Anarkis Berdampak Buruk pada Inflasi & Investasi
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara menilai dampak unjuk rasa anarkis bisa berakibat buruk terhadap inflasi dan investasi.
Harga Bahan Pangan Naik, Tidak Pengaruhi Inflasi
Kenaikan dinilai wajar, seiring meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat.