Harga Bahan Pangan Naik, Tidak Pengaruhi Inflasi

Kenaikan dinilai wajar, seiring meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat.
Sejumlah komoditas bahan pangan dan sayuran di Kota Semarang, Jawa Tengah, seperti bawang putih dan merah mengalami fluktuasi harga di penghujung tahun. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 31/12/2018) - Di penghujung tahun, harga sejumlah bahan pokok di Kota Semarang, Jawa Tengah, merangkak naik. Kenaikan tersebut dinilai wajar seiring meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat di perayaan Natal dan malam pergantian tahun.

"Di tingkat eceran, beberapa komoditas sudah mulai terasa kenaikannya jelang Natal hingga jelang Tahun Baru ini," tutur Yussi (34) kepada Tagar News, warga Tembalang, Semarang, Senin (31/12).

Kenaikan terjadi di komoditas beras medium yang cukup mencolok di telur. Jika di luar Natal dan Tahun Baru, dua komoditas itu dihargai dikisaran Rp 10.000 dan Rp 18.000 per kilogramnya, kini menyentuh Rp 11.000 dan Rp 24.500 per kilogramnya.

"Semoga ganti tahun atau di awal tahun 2019, harga sudah normal lagi," harapnya.

Pantauan di pasar tradisional, kenaikan harga terjadi pada telur, bawang merah, bawang putih, cabai, tomat, kentang, ayam, dan daging. Kenaikan harga tersebut diprediksi akibat tingginya permintaan konsumen.

"Kenaikan harga sejumlah bahan pokok ini dimungkinkan juga karena bersamaan musim hujan. Harga sayuran melonjak karena banyak petani yang gagal panen. Beda halnya di musim kemarau, harga sayuran stabil, bahkan cenderung murah," tutur Sri Sumarni kepada Tagar News pedagang sembako di Pasar Gayamsari. 

Sri menjelaskan, harga bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan harga hingga kisaran Rp 3.000 per kilogram. Bawang merah dari Rp 23.000 menjadi Rp 25.000 dan bawang putih dari Rp 17.000 menjadi Rp 20.000. Cabai juga mengalami kenaikan hingga tiga ribu rupiah. Saat ini, harga cabai rawit Rp 25.000 dan cabai besar mencapai Rp 30.000 per kilogram. 

Telur juga naik dari Rp 22.000 per kilogram menjadi Rp 25.000 per kilogram, daging ayam dari Rp 33.000 per kilogram menjadi Rp 35.000 per kilogram. Beras IR64 dari Rp 11.000 per kilogram menjadi Rp 11.700 per kilogram, daging sapi dari Rp 115.000 per kilogram menjadi Rp 120.000 per kilogram, kedelai Rp 6.500 per kilogram menjadi Rp 7.300 per kilogram.

Sementara harga komoditas bahan pokok yang relatif stabil adalah minyak goreng curah Rp 9.000 per kilogram dan gula pasir Rp 10.800 per kilogram.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono mengakui ada kenaikan harga di sejumlah komoditas sembako di masa pergantian tahun. Meski begitu stok bahan pokok Kota Semarang masih terpenuhi dan terkendali sehingga fluktuasi harga diyakini tetap bisa dikontrol. 

Ia berharap tidak ada oknum masyarakat yang memanfaatkan momen tersebut dengan melakukan penimbunan. Mengingat hal tersebut akan membuat stok sembako jadi langka dan harga makin naik.

"Beli bahan makanan sesuai kebutuhan saja. Agar harga tetap stabil dan inflasi bisa terkendali," tegasnya.

Dijelaskan, pola konsumsi masyarakat Kota Semarang diukur dari Pola Pangan Harapan (PHH) setahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni mencapai 87,70%. Namun begitu, ketersediaan bahan pangan di Kota Semarang relatif aman. Karena ditopang oleh keberadaan distributor, grosir maupun hasil pertanian dari wilayah sekitar.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto menambahkan kenaikan harga sembako belum mengkhawatirkan lantaran belum mempengaruhi inflasi. Kenaikan harga rata-rata berkisar Rp 2.000 - 3.000 per kilogram. 

"Terkait kenaikan harga, kami akan berusaha untuk menambah pasokan agar harga kembali normal. Setidaknya tidak naik dua kali lipat dari harga normal," tutupnya. []

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.