Bantul - Seorang pelajar kelas V Sekolah Dasar (SD) Syuhada Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta sebut saja AHY 10 tahun menjadi korban perundungan dari temen-temennya sendiri akibat pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI pada Senin 5 Oktober 2020 malam.
Perundungan yang menimpa AHY ini tak lepas dari jabatan dari salah satu orang tuanya yang menjadi anggota DPRD di salah satu kabupaten di Jawa Tengah, lalu orangtua AHY dianggap turut andil disahkannya UU Cipta Kerja yang merugikan buruh atau tenaga kerja.
Ayah dari AHY, Yuni Ardi Wibowo mengatakan perundungan yang menimpa anaknya terjadi pada Selasa lalu, ketika bersamaan dengan maraknya aksi unjuk rasa dari para buruh dan mahasiswa yang menentang disahkannya UU Cipta Kerja.
"Jadi Selasa tanggal 6 lalu, anak saya mendapatkan direct message (DM) dari kawannya yang berisi kalimat ‘yang bapaknya DPR gak usah ditemenin’," ujarnya ditemui di Balai Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu 7 Oktober 2020.
Terusik dengan DM dari temannya itu, sang anaknya yang merasa tersindir karena salah satu orang tuanya menjadi anggota DPRD mengklarifikasi maksud direct message tersebut. Namun malah dijawab dengan kalimat-kalimat kasar seperti DPR A*U kaya K*NT*L
"Karena jawabannya seperti maka anak saya kemudian menelpon wali kelas atas tindakan salah satu temannya, ibu saya sendiri yang selama ini menjadi wali anak saya juga minta klarifikasi kepada wali kelas karena cucunya mendapatkan direct message yang sangat jorok," kata Yuni.
Setelah itu Wali kelas melakukan klarifikasi kepada orang tua siswa yang mengirimkan direct message kepada AHY dan orang tua siswa yang mengirimkan direct message meminta maaf dan minta jangan dibesar-besarkan permalahan ini.
"Namun bukannya selesai permasalahan, justru anak saya semakin banyak mendapatkan direct message yang isinya memojokkan anak saya bahkan isinya semakin jorok dan semakin brutal,"terangnya.
"Saya minta KPAI Kota Yogyakarta turun tangan karena ini sudah tidak bisa lagi dibiarkan. Anak saya depresi akibat perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya," tambah Yuni.
Cucu saya sekarang depresi, tertekan bahkan sering menangis. Wajahnya muram sekali tidak seperti biasanya,
Sementara itu nenek dari AHY, Sri Katon mengaku cucunya kini sangat depresi dan tertekan bahkan terkadang sampai menangis karena tindakan pembulian yang dilakukan oleh teman-temanya.
"Cucu saya sekarang depresi, tertekan bahkan sering menangis. Wajahnya muram sekali tidak seperti biasanya," ujarnya.
Sri Katon mengaku sudah menerima permintaan maaf dari orang tua siswa yang melakukan perundungan terhadap cucu saya namun sampai sekarang belum dibalas karena justru semakin banyak yang melakukan perundungan yang menimpa cucu saya yang dilakukan oleh teman yang lainnya.
"Banyak video terkait penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang kebanyakan isinya menghina anggota DPR yang mengesahkan UU Cipta Kerja dikirim ke gawai cucu saya. Saya kan semakin bingung dan tidak habis pikir kenapa anak seumuran sekolah dasar sudah membahas UU Cipta Kerja," terangnya.
"Lha cucu saya itu salah apa? Memang ibunya anggota DPRD bukan anggota DPR RI yang tidak ada hubungannya dengan pengesahan UU Cipta Kerja. Kok cucu saya jadi sasaran perundungan," tanyanya.
Sementara Wakil Kelas dari AHY, Suci mengatakan terkait masalah yang menimpa AHY maka pihak sekolah pada Kamis 8 Oktober 2020 akan melakukan mediasi antara orang tua AHY dengan orang tua siswa yang mengirimkan direct message kepada AHY.
"Ya akan kita mediasi antara orang tua AHY dan orang tua anak yang mengirim direct message kepada AHY," ujarnya. []
Baca juga: