Jakarta - Bendahara Umum Partai Golkar Robert Kardinal menyesalkan pernyataan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono yang menyebut tak ada larangan masuk kantor DPP Partai Golkar kecuali kelompok yang mempunyai niat buruk.
Menurut dia, sebagai sesepuh Partai Golkar sepatutnya Agung mendinginkan suasana yang saat ini melanda internal partai berlambang beringin itu.
"Harusnya bukan malah memberikan komentar yang bisa menambah tensi suhu silang kepentingan di tubuh partai," kata Robert lewat rilis yang diterima Tagar, Kamis, 29 Agustus 2019.
Penggembokan dilakukan karena pengurus dan anggota AMPG kecewa tidak diizinkan masuk ke dalam kantor DPP Partai Golkar.
Ia mengatakan, seharusnya ditunjuk saja secara gamblang inti dari permasalahan dan solusi untuk menyelesaikannya.
"Disebut saja siapa pihak yang ingin merebut kekuasaan dengan cara-cara kekerasan. Coba lihat, siapa yang menduduki kantor DPP yang membuat aktivitas partai terganggu, bahkan kantor partai di biarkan begitu saja sebagai tempat orang bermain judi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan massa yang berasal dari Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) menggembok pintu gerbang markas Partai Golkar di Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, Minggu dini hari 25 Agustus 2019.
Aksi itu dilakukan lantaran AMPG yang telah menunggu berhari-hari tak diizinkan masuk ke kantor DPP Partai Golkar.
"Penggembokan dilakukan karena pengurus dan anggota AMPG kecewa tidak diizinkan masuk ke dalam kantor DPP Partai Golkar," kata Wakil Ketua Umum AMPG Nofel Hilabi, saat dikonfirmasi, Minggu, 25 Agustus 2019.
Penggembokan itu sempat mendapat perlawanan dari massa yang berjaga di dalam markas Partai Golkar tersebut. Suasana sempat memanas karena massa di dalam kantor DPP Partai Golkar melakukan pelemparan batu.
Nofel menjelaskan, penggembokan dilakukan agar pihak tak bertanggung jawab tak masuk ke dalam kantor DPP. Ia mengkhawatirkan akan ada pihak tertentu yang ingin memancing di air keruh.
"Kita semua tidak ingin ada kegaduhan di Partai Golkar. Karenanya, kami tidak ingin anarkis. Terbukti, selama tiga hari kita di sini, tidak ada satupun aksi huru-hara ataupun kerusuhan yang kami buat," tuturnya.