Surabaya - Masih tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur, memaksa Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim mengundur agenda besarnya. Salah satu agenda besar yang harus ditunda adalah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur VII 2021.
Ketua KONI Jawa Timur Erlangga Satriagung memaparkan keputusan mengundur agenda besarnya selama kasus Covid-19 masih belum kunjung hilang. Hal tersebut, ia sampaikan dalam rapat anggota, pada Kamis 25 Juni 2020 lewat video conference.
Masih adanya Covid-19, sehingga mengusulkan penundaan. Selain itu, alasan lain adalah ketidaksiapan anggaran untuk persiapan pelaksanaan pada 2021 nanti.
Dalam pembahasan pengunduran agenda besar ini, salah satu yang menjadi persoalan utama adalah penundaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII 2021. Padahal rencana pesta olahraga ini akan digelar di tiga daerah yakni Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang.
"Masih adanya Covid-19, sehingga mengusulkan penundaan. Selain itu, alasan lain adalah ketidaksiapan anggaran untuk persiapan pelaksanaan pada 2021 nanti. Di sisi lain, hanya Jember yang menyatakan kesiapannya apabila dapat melaksanakan secara tunggal," ujar Erlangga.
Menurut Erlangga, selain Covid-19, persoalan utama adalah masalah anggaran. Belum lagi, anggaran daerah kini juga masih dipakai untuk penanganan virus Corona, sehingga ada pemotongan mencapai 70 persen.
"Tiga kabupaten menyatakan usulan ditunda, kalau tiga dari empat daerah mengusulkan ditunda ya harus ditunda. Hanya Jember yang menyatakan siap, tapi gak bisa semua dipindah ke Jember. Jadi semua harus memahami ini," kata dia.
Namun keputusan rapat terkait penundaan Porprov ini juga akan disampaikan kepada Gubernur Jatim. Sebelum, betul-betul resmi ditunda. Erlangga melanjutkan, keputusan ditundanya Porprov ini juga agar seluruh kontingen dapat melakukan persiapan yang lebih maksimal.
"Kita tidak ingin kalau dipaksakan 2021 jadi ikut sekadarnya saja, ngirim kontingen gak maksimal, karena tidak full anggarannya," ujar dia.
Meskipun ditunda, Erlangga memastikan, tidak akan mempengaruhi segala aturan yang telah diterapkan. Khususnya masalah umur yang maksimal 21 tahun akan diberi tambahan menjadi 22 tahun.
"Sehingga mereka yang telah melakukan persiapan tetap bisa ikut bertanding pada ajang dua tahunan itu," ucap Erlangga. []