Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra tancap gas untuk menangkal isu pelecehan seksual yang kini menerpa perusahaannya. Dua hari dilantik, eks Dirut PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) 2009-2012 itu mengatakan bakal menerapkan dua hal penting di tubuh maskapai nasional itu.
"Pertama, kami semua berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini, we all commit," ujar Irfan di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat, 24 Januari 2020.
Adapun, langkah strategis lainnya adalah dengan memberikan contoh yang baik kepada seluruh karyawan dan jajaran yang terkait dengan Garuda Indonesia.
Dalam penyelesaiannya, Irfan berjanji akan melakukan upaya bertahap guna menelusuri satu persatu pihak yang terlibat dalan isu pelecehan seksual tersebut.
Baca juga: Bisakah Irfan Setiaputera Sehatkan Keuangan Garuda?
Namun, dia belum bisa menjabarkan secara detail langkah yang akan ditempuh mengingat rancangan penindakan baru saja disusun. "Kami pasti akan melihat dan mendefinisikan mana saja yang termasuk pelecehan tersebut. Yang jelas, ini tak termaafkan," tuturnya.
Irfan menyebut potensi pelecehan seksual dalam industri penerbangan tidak hanya terjadi dalam struktur hirarki perusahaan antara atasan kepada bawahan. Tetapi juga bisa dalam bentuk sikap nirnorma dari penumpang kepada awak kabin.
Dia lalu menceritakan pengalaman seorang kolega di atas pesawat yang menyentuh pundak pramugari karena tidak mendengar saat dimintakan tolong.
Pramugari tersebut langsung berbalik badan dan lantas berucap lantang ‘Don’t touch me’. Akan tetapi, setelahnya sang awak kabin itu kembali bersikap santun dalam memberikan pelayanan.
"Kita juga harus punya sikap bahwa pelayanan yang diberikan itu adalah pelayanan yang bermartabat," katanya.
Selain membentuk tim khusus, menurutnya Garuda juga akan berkoordinasi dengan jajaran komisaris untuk menyelesaikan persoalan yang tergolong tabu ini.
"Ini bertujuan agar persepsi publik kepada kami bisa lebih baik," ucapnya. []