Ada Corona, BI: Harga Bahan Pokok di Bali Terkendali

Bank Indonesia menyebutkn, berdasarkan pendekatan Survei Pemantauan Harga di Bali, harga kebutuhan pokok di Bali terkendali meskipun ada corona.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan Bank Indonesia telah mencapai kesepakatan kerjasama repurchase agreement line (repo line) dengan Bank Sentral Amerika Serikat. (Foto: Nila Sofianty).

Denpasar- Harga kebutuhan pokok di Bali secara umum terkendali, meskipun ada pandemi virus corona Covid-19. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho  mengatakan berdasarkan pendekatan Survei Pemantauan Harga (SPH), minggu I April 2020 di Provinsi Bali sebesar 0,15 persen, mengimplikasikan inflasi bulan April akan berada pada kisaran 0,31 persen – 0.53 persen (mtm).

"Harga secara umum masih terkendali. Namun demikian, ada beberapa komoditas hortikultura seperti bawang putih, bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit yang perlu mendapat perhatian. Begitu pula dengan harga gula pasir," ujar Trisno saat dikonformasi Tagar, Senin 13 April 2020.

Baca Juga: Corona, Denpasar Luncurkan Program Lumbung Pangan 

Ia menambahkan, selama minggu pertama April 2020, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali bersama Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung melakukan Hihg Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui video conference.

Dengan adanya pembatasan sosial, tingkat inflasi diperkirakan lebih rendah.

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dalam waktu dekat adalah pengoptimalisasian Controlled Atmosphere Storage (CAS) di Kabupaten Badung, penyediaan lumbung pangan di Kota Denpasar. Selain itu juga kerja sama perdagangan antar daerah, baik di dalam wilayah Bali maupun di luar Bali, serta menggalakkan belanja kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional secara online.

Secara nasional, menurut Trisno, inflasi akan berada di sekitar 0,20 persen (mtm) atau 2,80 persen (yoy). "Meski pada Ramadan biasanya inflasi meningkat, dengan adanya pembatasan sosial (social distancing), tingkat inflasi diperkirakan lebih rendah," tuturnya.

Program Lumbung Pangan DenpasarKegiatan perekonomian masyarakat Denpasar terus bergerak di tengah wabah Covid19 dengan langkah mitigasi Pemkot Denpasar dengan meluncurkan program lumbung pangan. (Foto: Nila Sofianty).

Selain itu, terdapat beberapa faktor juga yang mempengaruhi inflasi secara nasional. Pertama, koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melalui TPI/TPID dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok.

Kedua, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih rendah dari kemampuan kapasitas produksi nasional sehingga mengalami kesenjangan output yang negatif, sehingga tekanan inflasi dari sisi permintaan terkendali. Ketiga, dampak dari nilai tukar rupiah terhadap inflasi rendah. Keempat, terjangkarnya ekspektasi inflasi baik di sisi konsumen dan produsen.

Melansir pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Trisno menyebutka hingga saat ini kondisi pasar keuangan mulai berangsur membaik. Hal ini karena kekhawatiran pelaku pasar keuangan dan investor terhadap perkembangan Covid19 di berbagai negara menurun, meskipun belum pulih seluruhnya.

Hal ini tercermin dari indikator volatilitas pasar keuangan global di AS (VIX). Sebelum pandemi, VIX berada di angka 18,8 dan saat ini berada pada tingkat 43,3 setelah sempat mencapai angka puncak 82,2 di tengah pandemi Covid19.

Semakin cepat kita dapat mengatasi Covid19, semakin cepat pula dampak ekonomi akan teratasi.

Perbaikan pasar global tersebut terjadi seiring langkah kebijakan yang dilakukan berbagai negara. Baik pelonggaran moneter maupun stimulus fiskal serta tingkat kasus Covid19 yang berangsur menurun.

“Di Indonesia, semakin cepat kita dapat mengatasi Covid19, semakin cepat pula dampak ekonomi akan teratasi. Termasuk pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) oleh pemerintah diharapkan akan menekan penyebaran Cvid-19”, ujar Trisno.

Baca JugaImbas Covid-19, Transaksi Valas Tergerus

Dengan mekanisme pasar yang dinamis, pergerakan nilai rupiah juga stabil dan cenderung menguat ke arah Rp 15.000 di akhir tahun. Ini menunjukkan keyakinan pasar terhadap langkah-langkah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah, I, OJK dan LPS dalam penanganan Covid–19.

BI juga optimis cadangan devisa akan meningkat mendekati 125 miliar dolar AS pada akhir April 2020 dari sebelumnya sebesar 121 miliar dolar di akhir Maret 2020. Hal itu dipicu penerbitan global bond senilai 4,3 miliar dolar AS.[]

Berita terkait
BI Bali Karantina Uang 14 Hari Cegah Virus Covid-19
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali melakukan karantina uang selama 14 hari untuk mencegah penularan virus corona COvid-19.
Imbas Covid-19, Transaksi Valas Tergerus
Pandemi virus corona Covid-19 berimbas pada penurunan transaksi valuta asing di KUPVA bukan bank.
Corona, Denpasar Luncurkan Program Lumbung Pangan
Pemkot Denpasar meluncurkan program lumbung pangan untuk mengantisipasi dampak pandemi virus corona Covid-19 terhadap perekonomian.
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki