Abrasi Kikis Pulau Konservasi Penyu Pesisir Selatan

Kawasan konservasi penyu di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, diterjanga abrasi. Namun belum terlihat penanganan serius pemerintah.
Pengelola kawasan konservasi penyu membersihkan pohon cemara laut yang tumbang akibat abrasi pantai Pulau Penyu Pesisir Selatan, Sumbar, Selasa 3 November 2019. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan)

Pesisir Selatan - Abrasi pantai yang terjadi Pulau Penyu Nagari Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, kian mengkhawatirkan. Namun hingga kini belum ada penanganan serius dari pemerintah.

Padahal itu adalah pulau tempat konservasi penyu. Dan itu satu-satunya di Kabupaten Pesisir Selatan.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Pessel, Doni Gusrizal, mengatakan pihaknya belum menerima laporan soal abrasi dari kecamatan maupun wali nagari setempat.

"Saya belum tahu, soalnya sampai kini belum ada laporan masuk. Nanti saya minta anggota turun ke lokasi," katanya kepada Tagar di Painan, Selasa 3 November 2019.

Menurutnya jika terjadi abrasi, pemerintah daerah akan membuat status tanggap darurat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Untuk penanganan merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai di Padang. Pemerintah daerah sifatnya hanya memberitahukan," katanya.

Terpisah, Wali Nagari Amping Parak, Yusmardi, mengatakan pengikisan tebing pantai di Pulau Penyu sudah terjadi sejak 15 hari terakhir. Hal itu seiring dengan tingginya gelombang laut.

Abrasi bahkan telah menumbangkan ratusan pohon cemara laut di kawasan itu. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan pengikisan pantai bakal terus berlanjut.

"Padahal itu adalah pulau tempat konservasi penyu. Dan itu satu-satunya di Kabupaten Pesisir Selatan," sebutnya.

Sementara itu, Divisi Logistik Kelompok Pengawas Masyarakat Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Jasman, menyampaikan lebar abrasi mencapai 40 meter dan panjang 2 kilometer.

Selama ini, pihaknya telah mengusulkan upaya penanganan melalui DPRD Provinsi, tapi hingga kini belum tereslisasi. "Ada juga informasinya bakal dikerjakan di 2020," tuturnya.

Sesuai penamannya, Pulau Penyu merupakan lokasi konservasi penyu. Ia menjadi tempat persinggahan dan tempat bertelur bagi populasi penyu, utamanya, penyu hijau.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui Surat Keterangan Bupati nomor 53 tahun 2003 menetapkan sebagai Pulau Penyu Sebagai Kawasan Konservasi dan Wisata Laut. []

Berita terkait
34 Ribu Warga Pessel Miskin, Lapangan Kerja Minim
Angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan berada di posisi ke-4 tertinggi di Sumatera Barat.
Mayat Lelaki Tua di Pessel Tergeletak Dalam Rumah
Mayat seorang pria di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, ditemukan di dalam rumah oleh tetangganya sendiri.
Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Pessel Tinggi
Kasus kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, masih tinggi.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.