Maros – Kemarau berkepanjangan membuat pasokan air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pattontongan, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan berhenti. Dampaknya, sekitar 7.000 pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bantimurung Maros terancam krisis air.
"Terakhir beroperasi itu Rabu pagi pukul 08.20 WITA. Setelah itu kita shutdown karena tidak ada air yang bisa dihisap oleh pompa, ada tiga mesin IPA yang tidak berfungsi. Akibatnya pasokan air bersih di tiga kecamatan akan terganggu," kata Direktur Utama PDAM Maros, Abdul Baddar, Kamis 19 September 2019.
Tiga kecamatan yang bakal terganggu pasokan airnya yakni Kecamatan Mandai, Marusu dan Tanralili. Di tiga kecamatan tersebut, sedikitnya 7000 pelanggan PDAM akan merasakan dampak kekurangan pasokan air alias krisis air.
IPA Pattontongan sendiri memiliki kapasitas 90 liter per detik dan melayani pelanggan 3 kecamatan. Baddar menambahkan kurangnya pasokan air IPA Pattontongan yang bersumber dari Bendungan Lekopancing diperparah dengan banyaknya kebocoran pada kanal. Hasil inspeksi tim PDAM Maros, setidaknya ada 5 titik kebocoran disepanjang kanal sehingga air tidak sampai di IPA.
"Ini air bendungan Lekopancing sudah sedikit, ditambah lagi banyak kebocoran. Ya akibatnya makin tidak ada air yang sampai ke instalasi. Mesin pompa juga tidak bisa menghisap kalau air tidak banyak karena hanya lumpur yang dihisap," tambah Baddar.
Kepala Bagian (Kabag) Teknik PDAM Tirta Bantimurung, Abd Rajab, menambahkan kebocoran pada kanal bukan hanya karena faktor alam, tapi juga ulah warga sekitar. Air diambil oleh warga untuk kebutuhan areal persawahan mereka.
PDAM akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak melakukan hal yang merugikan kepentingan umum.
"Untuk menutup kebocoran juga bukan ranah PDAM karena itu menjadi wewenang dari Balai Besar Air Pompengan. Kita hanya melaporkan untuk dilakukan perbaikan," pungkas Rajab. []
Baca juga:
- Membasuh Luka Trauma Anak Maros
- SSI Rilis Survey Kandidat Terkuat Calon Bupati Maros
- Kebakaran Hutan di Maros Dekati Pemukiman