Tarutung - Ribuan peternak babi terancam merugi akibat mewabahnya virus diduga jenis hog kholera yang sudah teridentifikasi di sejumlah desa di kecamatan Siatas Barita dan kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Wabah hog cholera atau dikenal dengan classical swine fever (CSF) atau sampar babi, masuk pertama mewabah ke wilayah Indonesia sekitar tahun 1995 melalui Sumatera Utara. Saat itu kerugian peternak sangat besar.
Saat ini ditemukan 41 kasus mematikan ternak babi di desa Enda Portibi, desa Simorangkir Habinsaran, desa Simorangkir Julu, desa Siraja Hutagalung, dan desa Lumban Siagian Julu, Kecamatan Siatas Barita.
"Terpantau ciri ternak kami sebelum mati nampak dan terlihat kedinginan juga tidak selera makan, kami peternak sudah merugi akibat wabah ini " ungkap peternak Simorangkir kepada Tagar di Desa Simorangkir Julu, Selasa 8 Oktober 2019.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara dalam dua pekan terakhir sudah intensif melakukan monitoring. Tindakan pencegahan dengan aplikasi vaksin juga telah dilakukan.
"Kejadian banyaknya ternak babi yang sakit dan mati saat ini berdasarkan penelurusan petugas peternakan adalah atas laporan masyarakat sekitar tiga minggu lalu. Telah menyerang kecamatan Siatas Barita dan mulai menyebar dalam 4 hari ini ke kecamatan Tarutung yang bersebelahan dengan Siatas Barita, " terang Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Tapu, Sondang Ey Pasaribu kepada Tagar, Rabu 9 Oktober 2019.
Diluar Kecamatan Siatas Barita telah teridentifikasi juga penyebaran hog cholera mematikan ke kecamatan tetangga terdekat.
"Di Tarutung yang terkena di desa Saitnihuta, masih tiga ekor yang mati. Saat ini hasil laboratorium belum ada yang resmi tertulis dari sampel Dairi maupun Taput. Namun, petugas menyimpulkan dugaan ini adalah suspect penyakit hog cholera dengan ciri menggigil, demam, nampak kemerahan sekitar kulit telinga, dan banyak mengalami kematian, " katanya.
Tindakan vaksinasi dan penyuluhan bagi peternak secara terus menerus dilaksanakan. Saat ini Tapanuli Utara terkendala stok vaksin penangkal hog cholera itu.
"Saat ini kita lagi kekurangan vaksin untuk menyuntik seluruh ternak babi yang belum terserang, akan tetapi akan segera kita atasi dan cari solusinya, " katanya.
Diwacanakan, dalam waktu sesingkat mungkin akan melakukan vaksinasi ternak babi di 15 kecamatan Tapanuli Utara. Dia meminta kesediaan peternak kerja sama dengan petugas penyuluhan lapangan.
Himbauan Bagi Warga
Untuk memutus rantai penyebaran wabah itu ke daerah lain, Pasaribu meminta peternak agar menjaga sanitasi kandang dan lingkungan.
Terutama khusus penanganan bangkai ternak yang mati. Jangan membuang ke sembarangan tempat seperti aliran sungai.
"Disarankan peternak agar menvaksinasikan ternaknya serta berikan pengobatan dan manajemen penyakit yang benar. Untuk saat ini jangan membawa ternak dari luar. Juga jangan memotong ternak sakit, karena pemotongan dan sisa daging akan menularkan penyakit ke ternak lain, " kata Sey Pasaribu. []
Baca juga:
- Guyuran Hujan Tak Surutkan Anak-anak Nikmati HUT Taput
- Nikson Nababan Bahagia di Pelantikan DPRD Taput
- Guru Honorer dan Tukang Bor Jadi Wakil Rakyat Taput