3 Tenaga Kesehatan di Kota Malang Positif Covid-19

Wali Kota Malang Sutiaji mengaku sedih dengan adanya tiga orang tenaga kesehatan dinyatakan positif Covid-19.
Wali Kota Malang Sutiaji didampingi Kapolresta Malang Kombes Leonardus Simarmata saat jumpa pers di kantor Balai Kota Malang, Senin 30 Maret 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan lima pasien dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 atau virus corona, terdapat tiga orang tenaga kesehatan. Hal tersebut berdasarkan tracing atau penelusuran dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Malang Raya.

Sutiaji mengatakan ketiganya merupakan dokter menangani pasien positif Covid-19 di salah satu rumah sakit rujukan di Kota Malang. Ia mengaku sedih karena menilai dokter dan tim medis merupakan garda terdepan penanganan Covid-19 ini juga sudah ikut terinfeksi.

Tadi kan ada tiga nakes dinyatakan positif (Covid-19). Nah, mereka ini di satu rumah sakit.

"Jadi, tiga tambah itu nakes (tenaga kesehatan) semua. Mereka ini tidak PDP, melainkan OTG (Orang Tanpa Gejala)," tuturnya di Balai Kota Malang, Selasa, 7 April 2020.

Dari hasil tracing Satgas Covid-19 Kota Malang, dijelaskannya bahwa ketiga tenaga kesehatan ini terjangkitnya di rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Tadi kan ada tiga nakes dinyatakan positif (Covid-19). Nah, mereka ini di satu rumah sakit," ujar alumnus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang ini.

Sutiaji menyebutkan bahwa hasil tracing dari satu tenaga kesehatan dinyatakan positif Covid-19 tersebut cukup mengherankan. Dari tes yang dilakukan sebanyak tiga kali, dua kalinya masih negatif dan baru tes ketiga kalinya dinyatakan positif.

"Jadi, satu ini ceritanya lucu. Dia kan sehat, di tes awal negatif dan tes kedua negatif. Tapi, setelah dilakukan tes untuk ketiga kalinya ternyata positif," kata dia

Dengan begitu, lanjut Sutiaji, adanya tenaga kesehatan sudah dinyatakan positif Covid-19 ini membuat kekhawatiran kepada mereka sendiri. Menurutnya orang menjadi garda terakhir penanganan kasus pandemi ini sudah ada yang terjangkit.

"Mereka ini kan orang yang berada di benteng terakhir berkaitan penanganan kasus ini. Tapi, mereka sendiri ada kekhawatiran untuk ikut kena juga. Contohnya, tiga itu," tuturnya.

Untuk itu, Sutiaji menyampaikan untuk menangani pandemi Covid-19 ini sekarang harapannya terbesarnya berada ditangan masyarakat. Tentunya dengan mematuhi anjuran pemerintah terkait physical distancing.

"Sekarang, harapannya di physical distancing yang garda terdepannya adalah masyarakat. Tentu tetap, dengan garda terakhirnya para nakes ini," kata dia.

Disisi lain, adanya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) para tenaga kesehatan tersebut akan menjadi pertimbangan pihaknya. Sehingga dirinya pun sudah berupaya agar anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk penyediaan APD bisa segera dilakukan.

"APD di kita kan tidak banyak. Tapi, kebutuhannya banyak. Makanya, kita lakukan pendataan dulu mana yang mau dikasi. Baik rujukan atau non rujukan," ujarnya.

Sampai saat ini dikatakannya memang sudah ada beberapa fasilitas alat kesehatan seperti masker bedah dan APD yang berasal dari donasi beberapa pihak. Rencananya, fasilitas tersebut akan segera didistribusikan kepada tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit dan Puskesmas di Kota Malang.

"Memang, di kami saat ini sudah ada. Mungkin lusa atau besok sudah bisa di distribusi (APD). Yang jelas, kami minta agar satu data dan tidak overlapping (tumpang tindih) dengan apa yang kami anggarkan," ucapnya.

Selain itu, pihaknya akan melakukan pengadaan tempat isolasi mandiri khusus untuk tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19. Dia menyebutkan akan menyewa sebuah guest house nantinya bisa dijadikan tempat isolasi bagi mereka.

"Kami sudah telepon ke direkturnya. Para nakes itu akan kami minta dan akan ditempatkan di guest house. Saat ini kan mereka masih melakukan isolasi mandiri di rumahnya sebanyak dua orang. Untuk satu orang (dalam perawatan) di rumah sakit," paparnya.

Oleh karena itu, melihat keadaan tersebut yaitu terus bertambahnya kasus Covid-19 dan juga butuhnya tambahan nakes. Sutiaji menyampaikan Satgas Covid-19 Kota Malang akan membuka lowongan relawan tenaga kesehatan untuk ikut membantu menangani masalah ini.

"Contoh saja, ODR (Orang dalam Resiko) kita kan jumlahnya lebih dari 1000-an. Nah, ini harus dipantau terus. Ketika yang melakukan itu hanya Puskesmas, dikhawatirkan juga terabaikan. Makanya, opsi lain kita akan gunakan relawan nakes ini," kata dia.

Sementara itu, Bupati Malang Sanusi menyampaikan tambahan dua positif Covid-19 di Kabupaten Malang merupakan seorang petugas haji dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Malang. Meski demikian, kondisi kesehatan keduanya tidak ada gejala serius dan terus membaik.

"Satu dari petugas haji di Kabupaten. Kemudian positif juga menurut Pak Direktur (Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan) ada dari tenaga medis," kata dia dalam keterangannya usai rapat koordinasi (rakor) di Pringgitan Pendopo Kabupaten Malang.

Dijelaskannya, untuk yang petugas pembimbing haji Kemenag Kabupaten Malang tersebut memiliki riwayat pernah datang dan mengikuti rapat pembimbing haji yang dilaksanakan Kementerian Agama (Kemenag) di Surabaya beberapa waktu lalu.

"Tentunya, ini sangat prihatin akibat kegiatan tidak terduga ini. Padahal hanya datang ke Surabaya dan rapat di Sukolilo," tuturnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Utama RSUD Kanjuruhan dr Dian Suprojo menyampaikan memang dari hasil pemeriksaan terakhir kondisi keduanya sudah stabil dan membaik. Sehingga sudah dilakukan isolasi mandiri di masing-masing rumahnya.

"Kondisinya stabil dan menjalani isolasi di rumahnya. Jadi, totalnya yang sudah sembuh saat ini ada tiga orang. Satunya ini pasien yang kemarin sempat dirawat di RSUD," kata dia

RSKI Unair Surabaya Siap Beroperasi

Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Universitas Airlangga Surabaya menambah beragam fasilitas. Hal ini dilakukan guna mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19. 

Penambahan fasilitas ini dilakukan, karena sesuai prediksi pasien positif Covid-19 akan meningkat hingga beberapa bulan ke depan. Sehingga pihak RSKI Unair terus berupaya mempersiapkan diri.

Direktur RS Unair Prof Nasronudin mengungkapkan penambahan fasilitas di RSKI ini dilakukan guna mengatasi lonjakan pasien virus corona jumlahnya kian meningkat tajam.

"Jadi semua ini kami siapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19," kata Nasron, Selasa 7 April 2020.

Penambahan fasilitas, kata Nasron, meliputi ruang ICU awalnya hanya 4, kapasitasnya ditambah menjadi 24 ruang. Untuk ruang observasi atau HCU (High Care Unit) berjumlah 16 ditambah menjadi 134. Sementara untuk kamar operasi pihaknya akan menyiapakan 3 ruangan.

"Saat ini progresnya sudah jalan 60-70 persen. Insyaallah dalam dua minggu ke depan semuanya sudah rampung," imbuh dia.

Penambahan fasilitas ini dilakukan di lantai 4,5,6 dan 7 RSKI. Bahkan nantinya, di setiap lantai juga akan disediakan robot tenaga kesehatan dan Portable Isolation Room, merupakan hasil kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

"Di setiap lantai ada tambahan 10 portable isolation room. Untuk lantai 7 kami gunakan sebagai hospital stay tim medis. Jadi kami siapkan terbaik untuk menolong masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Prof Mohammad Nuh salah satu perwakilan relawan mengatakan penambahan fasilitas tersebut diharapkan dapat menjadi rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 lokasinya terpisah dengan pasien lain.

"Karena ini lokasinya tidak jadi satu dengan pasien lain, supaya bisa mencegah penyebaran virus. Mudah-mudahan dalam waktu dua hari sebagian bisa segera beroprasi, dan kami berharap dalam dua minggu ke depan semua ready untuk mengatasi pandemi ini," ucap dia. []

Berita terkait
Penjahit di Kediri Bantu APD untuk Tim Medis Corona
Sejumlah masyarakat dan komunitas di Jawa Timur beramai-ramai membantu tim kesehatan yang kekurangan APD untuk penanganan Covid-19.
Gelar Operasi Semeru, Polda Jatim Tak Lakukan Tilang
Polda Jawa Timur akan lebih mengutakan preventif dan peemtif penanggulangan Covid-19 saat melakukam Operasi Semeru 2020.
4 Pasien Positif Corona di Malang Raya Tanpa Gejala
Satgas Covid-19 Kota Malang menyebutkan empat pasien positif virus corona sebelumnya tidak mempunyai gejala klinis.
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.