Zona Hijau Covid-19 Tidak Jaminan Akan Bebas Corona

Penyebutan zona hijau sebagai daerah ‘bebas Covid-19’ bisa menyesatkan karena yang terjadi adalah di daerah itu belum ditemukan kasus Covid-19
Seorang polisi wanita mengamati pengunjung karnaval di Venice Carnival di Italia. (Foto: businessinsider.sg/Ohad Zwigenberg/Reuters).

Jakarta – Daerah seperti provinsi, kabupaten dan kota yang belum ada laporan kasus positif virus corona (Covid-19) bukan jaminan bahwa di daerah-daerah tsb. tidak akan pernah ada warga yang positif Covid-19. Dari 34 provinsi sampai tanggal 31 Maret 2020 pagi ada tiga provinsi yang belum melaporkan kasus infeksi Covid-19 yaitu Bengkulu, Gorontalo dan NTT.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai tanggal 30 Maret 2020 pukul 12.00 dilaporkan sebanyak 1.414 dengan 122 kematian dan 75 sembuh. Sedangkan secara global jumlah kasus dilaporkan 78.5712 dengan 37.814 dan 165.606 sembuh.

Lagi pula zona hijau bukan bebas virus corona, tapi belum ada warga yang terdeteksi tertular virus corona. Bisa disebut bebas Covid-19 jika semua penduduk sudah menjalani tes Covid-19. Tapi, hasil tes ini pun hanya berlaku saat tes karena setelah tes bisa saja terjadi kontak warga dengan warga lokal atau daerah lain yang terinfeksi Covid-19.

Dari aspek epidemiologi virus corona ada OTG yaitu Orang Tanpa Gejala yakni warga yang sudah tertular virus corona tapi tidak menunjukkan gejala-gejala terkait dengan Covid-19, seperti demam, batuk-batuk, dll. Gejala utama terkait dengan infeksi virus corona baru muncul sebagai simptom minimal 5 hari sampai 14 hari.

Itulah sebabnya orang-orang yang menunjukkan gejala terkait corona, pernah kontak dengan orang yang positif Covid-19 dan baru kembali dari darah atau negara dengan wabah corona yang besar harus melakukan karantina atau isolasi diri secara mandiri selama 14 hari.

Tapi, yang perlu diingat adalah OTG sudah bisa menularkan virus corona melalui droplet (percikan ludah) yang terlempar dari mulut OTG ketika berbicara, batuk atau bersin. Jika droplet terhirup orang lain maka ada risiko terjadi penularan. Bisa juga droplet jatuh di benda-benda yang sering dipegang, seperti gagang pintu, kursi, dll. Ketika orang lain menyentuh benda-benda itu dan tidak mencuci tangan ada risiko penularan melalui tangan ketika menggaruk-garuk mata, hidung atau memegang makanan.

Sebuah daerah atau kawasan yang disebut zona hijau tidak akan bebas Covid-19 selamanya karena ada mobilitas warga. Seandainya zona hijau di-lockdown pun itu tidak jaminan karena sebelumnya ada mobilitas warga yang keluar-masuk baik warga daerah itu atau daerah lain.

Untuk mempertahankan zona hijau adalah dengan surveilans tes Covid-19 secara rutin terutama terhadap warga yang kegiatannya berisiko tertular virus corona, seperti awak angkutan umum antar daerah, pedagang antar daerah, atau perantau yang mudik.

Selain itu memastikan pendatang baik warga lokal maupun warga daerah lain menjalani isolasi atau karantina mandiri selama 14 hari. Ini sebaiknya dibawah pengawasan agar isolasi benar-benar dijalankan. []

Berita terkait
Arti Zona Merah Kuning Hijau Oranye Pandemi Covid-19
Dalam penanganan kasus pandemi Covid-19 dikenal empat zona, yaitu zona hijau, zona kuning, zona oranye, dan zona merah. Berikut penjelasannya.
Keinginan Sultan pada Jokowi soal Zona Merah Corona
Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta Presiden Jokowi mengumumkan mana saja zona merah Corona di Indonesia. Namun, permintaan itu belum ditanggapi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.