Jakarta - Yusril Ihza Mahendra menjadi 'bulan-bulanan' para kader Partai Demokrat pro Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mereka adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Rachland Nashidik dan Andi Arief.
Keduanya menyatakan hal yang sama terkait bayaran senilai Rp 100 miliar disampaikan melalui akun Twitter-nya.
Rachland Nashidik mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah berhenti membongkar klaim palsu sebagaimana yang telah dilontarkan Yusril Ihza Mahendra.
“Saya tak bakal stop membongkar klaim palsunya Yusril. Kecuali dia mengakui menjual jasa profesionalnya tanpa embel-embel demokrasi," kata Rachlan di akun Twitter-nya.
Rachland Nashidik pun menegaskan yang disampaikan koleganya, Andi Arief, soal bayaran permintaan Yusril sebesar Rp100 miliar.
“Tapi di situ juga ada pertanyaan: apa karena Demokrat tak sanggup bayar 100 Miliar maka Yusril pindah membela kubu Moeldoko? Dibayar lebih mahal?” tandas Rachland Nashidik.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitter-nya memastikan pihaknya tak akan mundur meski kubu Moeldoko yang didampingi Yusril Ihza Mahendra.
“Begini Prof @Yusrilihza_Mhd, soal gugatan JR pasti kami hadapi. Jangan khawatir,” cuit eks aktivis itu pada Rabu.
Saya tak bakal stop membongkar klaim palsunya Yusril. Kecuali dia mengakui menjual jasa profesionalnya tanpa embel-embel demokrasi.
Andi Arief lantas menegaskan bahwa keputusan Yusril membela kubu Moeldoko itu tidak lain karena uang.
Ditegaskan Andi Arief, Partai Demokrat tak menyanggupi permintaan Rp100 miliar yang diajukan Yusril sebagai jasa pengacara.
“Kami cuma tidak menyangka karena Partai Demokrat tidak bisa membayar tawaran Anda Rp100 Milyar sebagai pengacara, Anda pindah haluan ke KLB Moeldoko,” kata Andi Arief.[]
Baca Juga:
- Bahas Moeldoko dan KLB Partai Demokrat, Akun Andi Arief Dibajak
- Kasihan SBY Disuruh Andi Arief Demo ke Istana Presiden
- Andi Arief Sebut KLB Deli Serdang Tragis, Kudeta Gagal, Memalukan
- Sosok Andi Arief yang Minta Rocky Gerung Usut Soal Somasi