WHO: Kondisi Yaman 2018 Makin Buruk, Wabah Kolera Meningkat

Badan kesehatan dunia, WHO menyebutkan, wabah kolera terburuk dalam sejarah diperkirakan kembali terjadi di Yaman pada Maret tahun depan,
Wabah kolera terburuk dalam sejarah diperkirakan kembali terjadi di Yaman pada Maret tahun depan, membuat badan kesehatan dunia hanya punya waktu beberapa bulan untuk menyalurkan vaksin ke negara dilanda perang saudara tersebut. Sekitar tiga juta dosis vaksin oral kolera sudah disiapkan WHO untuk menghadapi keadaan itu.(Foto:Anadolu Agency)

Jenewa, (Tagar 31/12/2017) - Wabah kolera terburuk dalam sejarah diperkirakan kembali terjadi di Yaman pada Maret tahun depan, membuat badan kesehatan dunia hanya punya waktu beberapa bulan untuk menyalurkan vaksin ke negara dilanda perang saudara tersebut.

Sekitar tiga juta dosis vaksin oral kolera sudah disiapkan untuk menghadapi keadaan serupa, kata Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Persediaan vaksin tersebut dapat dikirimkan ke Yaman sebagai imunisasi menjelang musim hujan, yang meningkatkan ancaman penyebaran kolera melalui air tercemar kotoran manusia. Satu juta warga Yaman sudah terjangkit kolera, kata WHO.

WHO kesulitan menyalurkan vaksin ke warga Yaman pada awal tahun ini akibat perang, yang masih bergejolak. WHO dan petugas kesehatan setempat mengaku menghadapi kesulitan perbekalan dan teknis.

Sebagai akibatnya, WHO kini tidak yakin bisa melaksanakan pengiriman vaksinasi sesuai dengan rencana.

"Kami telah mendiskusikan sejumlah rencana, namun keberhasilannya sangat bergantung dengan situasi di lapangan," kata Gregory Harti, juru bicara WHO di Jenewa.

Sementara itu, Abdulhakeem Alkohlani, juru bicara kementerian kesehatan Yaman di Sanaa, mengatakan bahwa pihaknya "memutuskan untuk menunda vaksinasi sampai tahun depan".

Wabah kolera di Yaman adalah salah satu yang terburuk dalam catatan sejarah. Lebih dari 2.200 nyawa telah melayang sejak April tahu ini akibat penyakit yang sering kali menyebar dalam situasi konflik dan bencana alam tersebut dengan memanfaatkan buruknya sanitasi untuk penyebaran.

Komite Palang Merah Internasional memperkirakan sudah ada satu juta warga Yaman yang terjangkit kolera hingga 21 Desember. Selain itu, sebanyak tujuh juta warga juga terancam menderita kelaparan dan difteri.

Pakar kolera dari WHO, Dominique Legros, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk melakukan vaksinasi dari distrik ke distrik di Yaman mulai pada awal 2018.

"Vaksin ini harus sampai di Yaman dalam skla besar. Jika kami bisa mendistribusikannya ke satu juta orang sebelum musim hujan, maka ini adalah keberhasilan yang signifikan," kata Legros.

"Namun di Yaman, semuanya tergantung pada keputusan pemerintah untuk mengizinkannya atau tidak," kata dia.

Pada Juni, kantor WHO di Yaman meminta 3,4 juta dosis vaksin kolera dari organisasi vaksin internasional (IGC) di Jenewa. IGC saat itu baru bisa mengirim satu juta dosis untuk Yaman.

Namun, tiga pekan kemudian, rencana tersebut gagal di tengah jalan. Hampir setengah juta dosis vaksin tertahan di bandara Djibouti, dan WHO mengumumkan keputusan pembatalan vaksinasi. Legros mengatakan bahwa keputusan itu tidak muncul dari WHO. "Adalah keputusan kementerian kesehatan Yaman untuk tidak menggunakan vaksin," kata dia.(ant/wwn)

Berita terkait
0
AS Jatuhkan Sanksi Terhadap Perusahaan Hong Kong dan UEA
AS menjatuhkan sanksi terhadap jaringan perusahaan Hong Kong, Uni Emirat Arab (UEA), dan perusahaan-perusahaan lain